Sabtu, 13 Februari 2016

Nikmat yang banyak dilalaikan manusia



Hasil gambar untuk Dua nikmat yang manusia lalai untuk memanfaatkannya dengan sebaik mungkin adalah kesehatan dan waktu luang ~ HR. Bukhari


   Pada kesempatan kali ini aku akan menuliskan tentang apa yang aku pikirkan Selasa, 16 Januari 2016 lalu. Tulisan ini baru dapat kutuangkan sekarang karena kesibukkan yang menyita begitu banyak waktuku dibulan - bulan ini. Ya baiklah sebelum membahas apa yang kupikirkan itu, sebaiknya aku mulai dengan hal yang menjadi latar belakang pemikiranku kali ini. Ini dia :

"Dua nikmat yang manusia lalai untuk memanfaatkannya dengan sebaik mungkin adalah kesehatan dan waktu luang" ~ HR. Bukhari

   Hadits diatas menjadi lebih bermakna bagiku karena pada 16 Januari 2016 lalu aku mengalami sakit disalah satu anggota tubuhku. Saat itu aku begitu lemah dan sulit berkonsentrasi. Tanganku terasa dingin dan aku sangat tidak nyaman dengan kondisi itu. Ditambah lagi sakit itu terjadi disaat yang sangat tidak tepat. Aku terlihat begitu menyedihkan dan cukup memalukan saat itu. Walaupun terlihat seperti itu, entah kenapa aku mengesampingkan rasa maluku saat itu. Aku hanya fokus pada rasa sakit yang kurasakan. Saat itu hadits diatas terngiang - ngiang memenuhi pikiranku. Aku pun mulai menyadari akan pentingnya dua nikmat tersebut. Aku berpikir "Jika seseorang sakit maka sabar dan ikhlasnya seseorang itu merupakan hal yang cukup hebat. Jika seseorang sakit maka secara otomatis ia akan kehilangan waktu luang yang ternyata hal yang sangat berharga". Itulah yang kupikirkan saat itu.

   Waktu luang yang seharusnya digunakan untuk menambah pahala karena kita disibukkan dalam kebaikkan tidak dapat terjadi bila kita sakit. Hal yang hanya bisa dilakukan adalah sabar dan ikhlas. Ya dua hal itu juga merupakan ladang beramal yang bisa kita lakukan ketika sakit. Tapi sayangnya kita tidak bisa banyak berbuat baik ketika sakit.

   Disaat yang bersamaan pula aku menyadari alasan dari hadits lain. Alasan kenapa Allah memberikan pahala yang sama seperti pahala yang biasa seseorang lakukan ketika ia sehat apabila ia sakit. Hal itu terjadi karena Allah tahu hamba-Nya itu bukan tidak mau berbuat kebaikkan seperti sedia kala (ketika sehat). Ia tidak mengerjakan kebaikkan karena ia memang tidak bisa melakukannya. Ini dia haditnya :

"Apabila seorang hamba sakit sedang dia biasa melakukan suatu kebaikkan, maka Allah berfirman kepada malaikat : Catatlah bagi hamba-Ku pahala seperti yang biasa ia lakukan ketika sehat." ~ HR. Abu Hanifah

Sekarang aku ingin bercerita tentang lagu yang enak didengar (menurutku). Aku bercerita tentang lagu ini karena lagu ini berhubungan dengan bahasan kita kali ini. Beberapa minggu lalu saat aku kerja kelompok dengan teman - temanku ada seseorang yang memutar lagu yang berjudul "Muhasabah Cinta" ini. Aku pun sontak berpikir "Ini lagu yang diputar saat seminar tentang persatuan kemarin !". Kemudian aku bertanya judul dan penyanyi lagu itu. Sejak saat itulah lagu ini berhasil masuk dalam daftar lagu diponselku #haha malah keterusan cerita XD
Ini dia lirik lagunya :

Wahai... Pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dari-Mu
Kupasrahkan semua pada-Mu

Tuhan... Baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cinta-Mu

Reff. :
Kata - kata cinta terucap indah
Mengalun berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya ilahi....
Muhasabah cintaku...

Tuhan... Kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku dengan-Mu

   Aku masih ingat saat lagu ini melantun di aula seminar. Saat itu aku tidak terlalu memahami makna dan lirik lagunya. Tadinya aku berpikir lagu ini adalah lagu galau tentang kisah cinta karena ada lirik 'Kata - kata cinta'. Tapi ternyata pikiranku itu salah besar. Lagu ini bercerita tentang seseorang yang merasa ujian sakitnya begitu berat dan ia berlindung dari putus asa. Ia ingin kuat dan sabar. Sakit itu pulalah yang membuatnya menyadari indahnya nikmat sehat. Ia teringat semua nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Ia berharap sakitnya itu menjadi penawar dosanya. Mengenai penawar dosa itu, aku jadi ingat hadits yang membenarkan sakit sebagai penawar atau penebus dosa. Haditsnya adalah :

"Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikkan dan menghapus darinya dosa." ~ HR. Bukhari

   Itulah yang ingin kubahas kali ini. Semoga kedepannya aku bisa lebih produktif lagi dalam menulis dan sampai jumpa.