Senin, 30 Maret 2020

Mengimani Takdir..


Iman Kepada Takdir


Jika kalian ingat saat mempelajari rukun iman, secara garis besar ada 6 point yang dipelajari. Diantaranya :

1) Iman kepada Allah SWT
2) Iman kepada Malaikat
3) Iman kepada Kitab Allah
4) Iman kepada Rasul
5) Iman kepada Hari Kiamat
6) Iman kepada Qadha’ dan Qadar

Secara bahasa Qadha’ berarti hukum, ketetapan dan kehendak Allah. Sedangkan Qadar secara bahasa berarti sebuah ketentuan atau kepastian dari Allah. Dan ditulisan kali ini aku akan membahas tentang Takdir. Ada sebuah dalil yang ingin aku cantumkan dalam artikel ini, yaitu :

“Seorang hamba belumlah beriman sebelum ia beriman kepada adanya takdir, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Juga sebelum ia yakin bahwa musibah yang menimpanya bukanlah karena nyasar kepada dirinya dan bahwa musibah yang luput darinya bukanlah untuk mengenai dirinya.” - HR. Tirmidzi

Dalam dalil diatas diatas disebutkan bahwa segala sesuatu yang menimpa kita terjadi atas izin Allah. Takdir yang baik maupun buruk. Kemudian yang sangat hangat diperbincangkan akhir - akhir ini adalah mengenai wabah virus corona. Suatu virus yang penyebarannya begitu masif dan sudah menyebar ke berbagai penjuru dunia dengan tingkat angka kematian yang cukup tinggi.

Dari musibah ini, bisa kita pelajari bahwa sedekat itulah kita semua dengan kematian. Virus ini menunjukan betapa lemahnya manusia dan kita tidak bisa menolak takdir yang telah Allah tetapkan. Banyak agenda besar tertunda oleh karena adanya virus ini. Bahkan ajang besar seperti Tokyo Olympic 2020 pun ditunda.

Dalam tulisan ini akupun menasehati diriku sendiri. Aku (juga aku yakin kalian semua) berharap wabah ini bisa segera berakhir dan kita semua bisa kembali beraktivitas normal seperti sedia kala. Semoga angka pasien sembuh terus meningkat dan untuk yang telah meninggal dunia semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT, diampuni dosa - dosanya dan dilapangkan kuburnya. Aamiin.

Akhir kata. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa ditulisan berikutnya.

Jumat, 27 Maret 2020

Perihal Jodoh..


Teladan Umar dalam Memilih Jodoh | Lukisan Merah


Beberapa bulan terakhir ini ilmuku mengenai pengetahuan soal jodoh kian bertambah dan entah kenapa hahaha. Dimulai dari tontonan YouTube hingga obrolan dengan teman yang memang mempunyai lebih banyak pengalaman dan pemahaman, aku jadi bisa menyimpulkan ini semua. Aku rasa tidak ada salahnya untuk berbagi apa yang aku pahami ini.

Setelah banyak berpikir ternyata ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam hal pernikahan. Contohnya bersedia atau tidaknya dia menjadi pasangan kita. Kita tidak bisa memaksakan kehendak. Aku berprinsip bahwa kita semua sama - sama berhak untuk bahagia. Peduli, minimal dengan tidak merugikan. Kemudian nyambung atau tidak dan nyaman atau tidaknya orang tersebut saat bersama - sama. Agamanya pun perlu diperhatikan. Visi, misi, pengelolaan keuangan, kebiasaan dan sudut pandang. Harus tumbuh sama - sama. Dua - duanya harus mau naik level. Jadi dari apa yang aku tulis ini dapat disimpulkan bahwa tentu ini semua tidak mudah. Hubungan itu bukan sesuatu yang mudah untuk dijalani.

Baiklah. Mungkin hanya ini yang ingin kutulis. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa.

Ciri sifat dewasa


Tumbuhan | Dynardbam2007's Blog


Ditulisan kali ini aku akan membahas tentang kedewasaan. Sifat yang ideal untuk dimiliki. Aku sering bersinggungan dengan kata ini, namun aku tidak begitu mampu menjabarkannya. Namun kali ini setelah beberapa kali mengamati aku dapat menyimpulkan ciri - cirinya. Diantaranya :

1) Tidak mengganggu maupun membuat orang lain cemas

Ya. Kedewasaan dapat dilihat dengan sikap dimana orang tersebut bisa membedakan yang baik dan yang buruk. Ketika dia memilih sesuatu yang baik, ia tidak akan membuat orang lain khawatir. Sebisa mungkin pilihannya tidak merugikan ataupun mengganggu orang lain. Dia akan menghindari sesuatu yang sekiranya menyakitkan bagi orang lain.

2) Dapat diandalkan dan mengemban tanggung jawab

Ciri dewasa selanjutnya adalah saat dia dapat mengetahui dan diandalkan dalam peran yang ia emban. Dia dapat dipercaya dan mempertanggung-jawabkan semuanya dengan maksimal.

3) Mengakui dan mau memperbaiki kelemahan - kelemahannya

Maksudnya ketika seseorang menyadari kesalahan (yang mana ini adalah bentuk dari kelemahan) dan bersedia memperbaiki kelemahannya.

Baik, mungkin hanya tiga ciri diatas yang bisa kutulis. Menjadi sosok yang dewasa bisa dibilang cukup sulit dan ada tantangan tersendiri. Semoga kita bisa termasuk kedalam golongan orang yang dewasa ya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan sampai jumpa diartikel selanjutnya.

[K - Movie] Kim Ji Young, Born 1982


Kim Ji Young Born 1982 : Kesakitan yang Harus Dikisahkan


Pada kesempatan kali ini aku akan menulis review tentang film yang hangat diperbincangkan diakhir 2019 kemarin. Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama yang ditulis oleh author Cho Nam Joo. Sebuah karya yang mengangat tema feminisme yang menjadi cukup sensitif di Korea Selatan sana.

Film ini juga tidak jauh dari isu patriarki, paham dimana laki - laki punya peran yang lebih penting dan lebih besar dalam hidup. Sistem dan paham ini membuat laki - laki cenderung lebih ditinggikan dan diutamakan. Baik, langsung saja kita bahas filmnya ya.

SINOPSIS

Kim Ji Young (Jung Yoo Mi) yang diceritakan lahir di tahun 1982 ini merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Ia telah menikah dan memiliki seorang anak perempuan yang masih kecil. Film ini menceritakan Ji Young baik sebagai anak perempuan, karyawati, menantu, istri sekaligus seorang ibu. Suka dukanya sebagai perempuan dikisahkan secara gamblang dalam film ini.

Kim Ji Young.
Dimulai dari ia yang kurang dihargai karena merupakan cucu perempuan. Begitupun setelah dewasa dan mendapatkan pekerjaan, walaupun kompeten dalam pekerjaannya, Ji Young tidak dipilih menjadi anggota tim perencana. Ini dikarenakan dia adalah seorang perempuan yang menurut perusahaan tidak akan bertahan lama menjadi karyawati. Karyawati juga tidak mendapat kesempatan promosi. Mereka berkata bahwa perempuan tidak seharusnya mengejar karier. Akan percuma bila anak - anak menghancurkan karier mereka karena anak - anak tidak dibesarkan menjadi orang baik.

Semua diskriminasi ini membuat Ji Young marah dan terluka. Mentalnya menjadi sedikit terganggu dan dia jadi memiliki kebiasaan seakan - akan menjadi orang lain. Berkata hal yang berbeda, menjadi orang yang berbeda dari Ji Young yang biasanya. Mendapati ini suaminya ikut terluka. Ia khawatir dan meminta Ji Young berobat ke rumah sakit (ke psikiater). Ji Young menolak ide ini setelah tahu berapa besar uang yang harus mereka keluarkan untuk pengobatan ini. Ji Young bertanya kenapa suaminya ingin Ji Young berobat. Suaminya menjawab itu karena Ji Young kerap berkata soal sering lupa dan kesulitan.


Suami Kim Ji Young.
Tidak sampai disitu. Ji Young kembali ingin bekerja. Suaminya mengalah dan memikirkan kenyamanan serta kesehatan mental Ji Young. Ia rela cuti selama setahun untuk membesarkan Ah Young (anak mereka) supaya Ji Young bisa kembali bekerja dengan tenang. Ji Young senang mendengarnya. Namun ide ini ditentang oleh ibu mertua Ji Young. Ibu mertua Ji Young berkata ini gila, putranya punya masa depan yang cerah. Ia tidak mau mendengar penjelasan Ji Young dan merendahkan, memangnya berapa banyak uang yang bisa seorang ibu hasilkan dari bekerja. Ji Young hanya bisa menangis.

Di bagian akhir Ji Young berkata pada psikiater bahwa hidupnya yang seperti ini cukup bagus. Menjadi ibu dari seseorang, menjadi istri dari seseorang. Sesekali ia merasa bahagia. Namun sesekali Ji Young merasa terkunci disuatu tempat. Ia selalu merasa tertutup tembok. Ia harus bisa menemukan jalan keluar, tapi masih kembali. Meskipun ia menemukan jalan lain, ia masih terhalangi dinding. Sesekali ia ingin bertanya apa sejak awal memang tidak ada jalan keluar ? Semua ini membuatnya marah.

KOMENTAR PENULIS

Menonton film ini membuatku sedih melihat perlakuan diskriminasi. Saat dimana laki - laki jauh lebih diprioritaskan. Seperti yang Ji Young bilang, terkunci disuatu ruangan yang sejak awal memang tidak ada jalan keluar.

Tapi dibalik apapun, tetap ada niat baik disana. Untuk memenuhi hak anak dan rumah, perempuan memang idealnya berdiam dirumah. Dalam agama islam pun dianjurkan demikian. Mengingat dunia pun bukan tempat yang sempurna, perlakuan diskriminasi bukan hal yang aneh bila terjadi. Toh secara fisik pun perempuan memang tidak benar - benar terdesain untuk mencari nafkah. Maksudku, sekeras apapun perempuan mencoba, mereka tidak bisa benar - benar mengalahkan laki - laki dalam hal mencari nafkah.

Dalam artikel ini aku tidak mendukung feminisme atau bagaimana. Perlakuan diskriminasi yang berlebihan memang menyakitkan. Sebenarnya semua ini ada karena salahnya pola pikir dan ego yang membuat manusia bisa dengan begitu mudahnya menyakiti manusia yang lain.

Tapi yang aku pelajari, bahkan negara maju sekalipun mereka masih menempatkan perempuan dan laki - laki dalam posisi yang berbeda. Ada kesan dimana perempuan harus dilindungi dan laki - laki yang harus lebih banyak berperan dalam kehidupan. Perempuan cenderung dinilai sebagai pendukung para laki - laki. Kalian bisa melihat contohnya dengan membaca artikel ini.

Baik. Sekian untuk review kali ini. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa.

Kamis, 23 Januari 2020

[J - Dorama] Boukyaku no Sachiko : Lupakan patah hati dengan makanan !


Hasil gambar untuk boukyaku no sachiko


Kembali lagi dengan review dorama. Kali ini aku akan membahas dorama tahun 2018 yang ber-genre kuliner, komedi dan romantis. Dorama ini merupakan adaptasi live action dari manga berjudul sama karya Jun Abe-sensei. Aku nonton karena Takahata Mitsuki sih, pemeran Nemoto Kahoko di Kahogo no Kahoko. Ini juga pertama kalinya aku menonton dorama yang membahas kuliner dengan cukup mendalam.

SINOPSIS

Sasaki Sachiko (Takahata Mitsuki) adalah seorang editor di perusahaan penerbit. Sachiko selalu mengerjakan pekerjaannya dengan sangat baik. Dia jarang berekspresi, seperti robot namun berperasaan.


Tokoh utama di dorama ini, Sasaki Sachiko.
Sachiko memiliki tunangan bernama Shungo. Namun nahas, Shungo kabur dihari pernikahan mereka dan ini membuat Sachiko bertanya - tanya mengenai alasan mengapa itu terjadi. Shungo meninggalkan memo bertuliskan, “Sachiko, maaf.” Sachiko lalu mengumumkan pada tamu undangan bahwa mempelai pria kabur darinya. Setelah kejadian itu Sachiko tidak fokus bekerja dan selalu teringat Shungo diberbagai kesempatan.

Sachiko yang ditinggalkan tepat dihari pernikahannya.

Sachiko lantas menemukan metode melupakan Shungo, yaitu dengan makanan. Begitulah perjalanan kuliner Sachiko dimulai. Mengenai bagaimana dia menikmati dan mendeskripsikan makanan.

Kenangan bersama Shungo selalu menghantui Sachiko. Sachiko hanya mendengar kalimat manis dari apa yang terlontar dari mulut Shungo. Shungo mengajak Sachiko menikah dan berkata ia ingin menghabiskan hari - harinya bersama Sachiko.





Berkata bahwa Sachiko imut dan sedikit mirip dengan kura - kura yang selalu melakukan yang terbaik, selangkah demi selangkah.



 
Berkata ingin melihat kembang api bersama dengan Sachiko disetiap tahunnya.



Untungnya Sachiko dikelilingi rekan kerja yang baik dan perhatian dengannya. Mereka memahami luka yang Sachiko rasakan. Menghargai Sachiko dan bahkan ada yang membantu Sachiko membantu melupakan mantan tunangannya itu.

Lalu bagaimana akhirnya ? Mengapa Shungo meninggalkan Sachiko di altar pernikahan mereka ? Bagaimana Sachiko menikmati makanannya ? Kalian akan menemukan jawabannya dengan menontonnya sendiri.

KOMENTAR PENULIS

Sampai artikel ini ditulis, subtitle dorama ini baru sampai episode 8. Aku menantikan perilisan subtitle untuk episode - episode berikutnya. Aku juga belum tahu alasan Shungo meninggalkan Sachiko.

Dari dorama ini aku belajar bahwa untuk beberapa kasus, meninggalkan pasangan itu bisa saja menjadi boomerang, menghancurkannya secara tidak langsung. Shungo juga kata - katanya manis banget, sangat romantis. Bahkan Sachiko yang seperti robot aja bisa baper begitu, ya ampun. Bisa dibilang Shungo hanya mengatakan sesuatu yang ingin Sachiko dengar.

Menurutku mengenalkan jenis makanan melalui sebuah kisah manga/dorama merupakan sesuatu yang menarik. Penyampaian materi mengenai makanan menjadi lebih ringan. Tentang fakta bahwa makanan merupakan salah satu cara menikmati hidup. Makanan juga memberikan sensasi dan pengalaman tersendiri. Pokoknya kalau kalian butuh tontonan bertema kuliner kalian bisa menonton dorama ini.

Aku suka saat tokoh di dorama ini berkata, “Manusia akan lapar tidak peduli hal sedih apapun yang terjadi.”

Aku juga suka saat Sachiko dinasihati bahwa semua orang harus berpikir tentang hari ini dan cuaca esok hari. Kadangkala terlalu berpikir sesuatu yang telah berlalu itu tak berguna. Cukup pelajari dan antisipasi hari ini, esok dan seterusnya.

Sebagai bonus aku akan memposting photo makanan yang Sachiko makan selama 8 episode dan SP yang aku tonton. Ini dia :