Jumat, 16 Februari 2018

Perempuan dan beberapa sifatnya


Gambar terkait

Pada kesempatan kali ini aku akan mengulas tentang perempuan pada umumnya. Tulisan ini mengambil data dari sudut pandangku sebagai perempuan dan apa - apa yang aku lihat disekelilingku.

Perempuan bisa menjadi rumit dalam beberapa situasi. Hal ini dikarenakan sisi lembut yang melekat pada dirinya. Itu juga yang menyebabkan perempuan menjadi sosok yang peka dan baper-an. Terlepas dari itu, manusia sendiri memang punya karakter yang gampang menyukai sesuatu yang terkait 'perasaan'. Tapi sisi manusiawi ini rasanya lebih dekat pada perempuan. Kami bisa menangis kala menyaksikan drama atau film ber-genre sedih. Aku sendiri bahkan pernah menangis saat mendengar soundtrack dari suatu drama hahaha. Rasanya ingatanku melayang pada kisah tokoh - tokoh di drama tersebut.

Sifat perempuan itulah yang menjadikan mereka (termasuk aku juga sih hehe) lebih mudah untuk tersentuh. Kurasa itulah alasan kenapa aku menjadikan menonton drama sebagai salah satu hobiku. Kadangkala aku merasa sangat tersentuh dengan ceritanya. Tentang bagaimana bisa ada scene sedih, mengharukan sekaligus manis seperti itu. Walaupun begitu, aku sangat menikmati saat merasa tersentuh hahaha. Oh iya, ini juga salah satu alasan kenapa penggemar Drama Korea didominasi oleh kaum Hawa. Hal ini dikarenakan sisi emosional yang perempuan miliki.

Baiklah, langsung saja. Aku akan membagikan beberapa kisah yang membuatku tersentuh dalam dorama yang aku tonton. Ini dia :

1) Fumie membela Shigeru

Jadi ceritanya, ayah Fumie yang kebetulan ada urusan di Tokyo berniat menemui Fumie. Dia begitu terkejut melihat bagaimana keadaan rumah Fumie dan Shigeru di Tokyo. Dia tidak menyangka kalau Shigeru dan Fumie menyewakan sebagian rumahnya karena kekurangan uang. Terlebih lagi kakak Shigeru kerap datang bersama keluarganya untuk meminjam fasilitas kamar mandi. Fumie hanya memberitahukan hal baik disurat yang ia tulis untuk keluarganya di Yasugi. Fumie dan Shigeru menikah tepat 5 hari setelah pertemuan pertama mereka. Mereka dipertemukan saat perjodohan diantara keduanya.

Kemudian ayah Fumie berniat berkunjung lagi ke rumah Fumie dan Shigeru beberapa hari setelah kunjungan pertama tersebut. Setelah itu sahabat Fumie dan Shigeru di Tokyo menyarankan suatu skenario dimana Shigeru melakukan jumpa fans sebagai mangaka didepan tempat perentalan manga. Hal ini bermaksud untuk menunjukan aktivitas Shigeru sebagai mangaka didepan ayahnya Fumie. Jika ayah Fumie melihat Shigeru dikelilingi orang - orang (untuk meminta tanda tangan Shigeru), maka ia akan menilai kalau pekerjaan Shigeru berjalan lancar. Kebetulan jumpa fans ini menambah keuntungan lain karena beberapa hal. Salah satunya mempromosikan buku Shigeru yang baru terbit.

Hari kunjungan pun dimulai. Semula semuanya berjalan lancar sebelum akhirnya ayah Fumie menyadari bahwa semua fans yang mengantri untuk mendapatkan tanda tangan Shigeru adalah sebuah rekayasa. Ayah Fumie kecewa dan mempertanyakan kenapa Fumie berbohong dan membodohi ayahnya sendiri. Ia juga sangat kecewa pada menantunya. Ia berkata pada Shigeru bahwa ia mengira ia sudah menikahkan putrinya dengan pria yang baik tapi ternyata selama ini ia sudah salah menilai. Sahabat Fumie dan Shigeru sudah mencoba membela, mereka menjelaskan bahwa ini semua bukanlah kesalahan Fumie dan Shigeru. Mereka secara terbuka berkata bahwa merekalah dalang dibalik semua skenario ini. Namun ayah Fumie tidak mempercayai ini dan tetap menyudutkan Shigeru. Shigeru hanya merespon dengan menunduk dan meminta maaf.



Menyadari situasi yang ada, Fumie segera membela suaminya. Ia berkata, “Hentikan. Ayah mengatakan itu karena ayah sama sekali tidak tahu. Suamiku tidak melakukan kecurangan. Apapun yang terjadi, dia selalu bekerja keras mengerjakan manga-nya. Aku sangat tahu itu. Kami pasangan suami-istri. Aku tahu bagaimana ia menggambar dengan sepenuh jiwanya dan aku selalu melihat disisinya. Tolong jangan katakan bahwa kamu telah salah menilainya. Karena.. suamiku adalah mangaka sejati.”





Wahh, aku menangis menonton scene ini. Seperti Fumie, penonton dorama ini juga tahu seberapa keras perjuangan Shigeru dalam menggambar dan menawarkan manganya ke penerbit. Matsushita Nao, pemeran Fumie di dorama ini mengaku ia bahkan tanpa sadar memegang tangan Shigeru saat membelanya hehe. Saking menghayati peran, jadi lebih dramatis acting-nya. Scene ini bahkan masuk dalam daftar scene paling dikenang di dorama Gegege no nyobo.

2) Memahami keadaan dan memahami karakter

Jika kalian pernah menonton NigeHaji, kalian pasti akan tahu dua tokoh utama ini. Menceritakan tentang Mikuri yang menikah kontrak dengan Hiramasa agar tetap bisa bekerja di rumah Hiramasa. Mikuri yang kesulitan mendapat pekerjaan sekalipun merupakan lulusan jurusan Psikologi di suatu universitas memutuskan menikah kontrak dengan Hiramasa karena satu dua hal. Ada scene dimana Mikuri berkata bahwa pernikahan kontraknya adalah upayanya melarikan diri. Dan yang membuatku tersentuh dan terharu adalah tanggapan Hiramasa yang menjawab :

“Bukankah tidak apa untuk melarikan diri ? Tertulis dalam peribahasa Hungaria, Melarikan diri itu memalukan, tapi itu berguna. Meskipun melarikan diri adalah jalan yang memalukan. Yang lebih penting adalah kemampuan kita untuk bertahan.”



Seketika angin berhembus dan alunan BGM piano terdengar. Oke, ini lebay memang hahaha. Keadaan itu ada untuk mendramatisir keadaan. Dan wajar juga sih ada hembusan angin, toh mereka mengobrol disisi jalan saat malam hari.

Mendengar respon Hiramasa, Mikuri menjawab, “Meskipun melarikan diri, ayo bertahan.”

Mikuri juga merasa tersentuh dengan tanggapan Hiramasa. Iya, aku tahu. Dipahami itu adalah salah satu hal terindah di dunia ini memang.

Kemudian scene lain yang menjabarkan situasi serupa terjadi saat Mikuri dan Hiramasa berlibur bersama. Disana mereka bertemu mantan pacar Mikuri semasa SMA. Ia bernama Kaoru. Kaoru bertanya apa yang sedang Mikuri lakukan disana. Kemudian ia berkata pada Hiramasa kalau Mikuri itu menjengkelkan dengan sisi cerewetnya, walaupun menurutnya Mikuri tidak jahat juga sih. Mikuri meminta Kaoru untuk berhenti bicara hal yang tidak penting. Kemudian Hiramasa meminta izin untuk meninggalkan ruangan itu. Mikuri terlihat murung menghadapi ini.







Diperjalanan pulang, Mikuri meneruskan kemurungannya. Ia berpikir, seandainya Hiramasa membelanya saat Kaoru menjelek - jelekannya tadi. Tapi respon Hiramasa diluar nalar Mikuri yakni meninggalkannya di ruangan. Seolah tak bergeming akan apa yang Hiramasa lihat. Mikuri kecewa akan hal ini. Namun ternyata Hiramasa punya persepsi sendiri. Ia merenung dengan berpikir ia sama sekali tidak terganggu oleh Kaoru. Karena Hiramasa merasa ialah yang lebih tahu soal Mikuri. Ia tahu senyum ramah Mikuri, kehangatan dan juga kebaikan Mikuri.

Aku suka scene ini! hehe. Romantis dengan caranya sendiri. Tadinya aku berpikir Hiramasa cuek banget, kok malah ninggalin Mikuri sih ? ternyata ia meninggalkan Mikuri karena ia merasa malas mendengarkan perkataan Kaoru yang menurutnya hanyalah sebuah omong kosong.








3) Penilaian Hiramasa

Saat Mikuri dan Hiramasa ada di bazar, Mikuri bercerita kalau sifat blak - blakan dan sok ngaturnya akan dibenci dimanapun ia berada. Mikuri berkata, sebenarnya orang - orang tidak butuh akan sifat Mikuri yang satu itu. Pada akhirnya orang disekeliling Mikuri berpikir Mikuri adalah orang yang menyebalkan.

Hmmm, iya juga sih. Aku sebagai penonton saja terkadang berpikir kalau Mikuri itu punya sisi keras kepala dan terbilang sulit diajak kompromi. Aku anggap ini nyebelin. Tapi respon Hiramasa saat mendengar pengakuan Mikuri soal sifatnya justru membuatku terharu. Hiramasa berkata ia tidak pernah menilai Mikuri sebagai orang yang menyebalkan dengan sifatnya. Sontak Mikuri tersentuh lalu menatap Hiramasa lekat. Kemudian Mikuri langsung memeluk Hiramasa. Mereka berdua dilihat oleh orang banyak. Lalu Hiramasa berkata pada Mikuri bahwa semua orang melihat kearah mereka. Tidak mendapat jawaban, Hiramasa membalas pelukan Mikuri. Suatu tindakan yang membuat orang - orang disekitar sana riuh dan bahagia. Mikuri mengucapkan terimakasih kemudian Hiramasa bertanya Mikuri berterimakasih untuk apa. Lalu Mikuri berkata ‘daisuki’ yang berarti aku sangat mencintaimu.











Aku mengerti kenapa Mikuri dengan spontan memeluk. Itu adalah luapan emosinya yang sangat tersentuh mendapat penilaian yang begitu baik dari Hiramasa.

Ya, baiklah. Mungkin hanya ini yang ingin kubahas. Entah, menurut kalian apakah tulisan ini penting atau tidak hahaha. Aku tetap ingin menulis artikel ini yang sebenarnya isinya adalah curhat dariku mengenai beberapa hal dalam kehidupanku. Salah satunya apa yang kutonton dan apa yang aku pikirkan. Sampai jumpa di tulisan berikutnya ya~

Kebahagiaan yang samar


Hasil gambar untuk kebahagiaan

Setelah sekitar sebulan yang lalu sejak terakhir kali aku menulis artikel, kini aku hadir dengan beberapa ide tulisan baru. Senang rasanya bisa kembali menulis dan merangkai kata - kata lagi hehe. Aku sangat senang mendapat beberapa ide tulisan tepat disaat aku begitu merindukan aktivitas menulis di blog ini. Apalagi kalau kata Dilan rindu itu berat ya, belum tentu kita kuat hahaha. Sekedar informasi, biasanya aku langsung mem-posting lebih dari satu tulisan. Jadi aku membagikan beberapa artikel dengan tema yang berbeda. Walaupun tidak banyak juga sih. Paling 2 atau 3 artikel saja. Aku tidak mem-posting satu persatu dalam kurun waktu yang berbeda karena akan merepotkan jika aku masuk ke akun blogger dan hanya membagikan 1 artikel saja. Walaupun tentu ada saat dimana aku hanya mem-posting 1 artikel saja. Tapi seingatku ini cukup jarang kulakukan.

Baik, tulisan yang pertama kutulis di bulan Februari ini akan membahas tentang kata yang penuh makna yakni kebahagiaan. Aku merenung saat mendengar apa yang Mikuri katakan di dorama NigeHaji. Disana ia mengatakan bahwa kebahagiaan yang datang dari suatu hal yang samar adalah kebahagiaan yang samar. Aku berpikir lalu langsung membenarkan. Tapi kalau dilihat lebih dekat, ya memang begitulah hidup. Dimana kebahagiaan di dunia ini adalah sesuatu yang bersifat sementara. Lapang ada sempit, muda ada tua, sehat ada sakit, kehidupan ada kematian dan lain sebagainya. Itulah kenapa, apapun kebahagiaan yang dunia berikan, itu adalah kebahagiaan yang semu karena itu bisa berakhir kapan saja. Kebahagiaan dari siapapun itu. Baik itu teman, sahabat, kekasih maupun pasangan yang sudah dinikahi. Ada banyak kemungkinan terjadi dalam setiap episode kehidupan kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah berusaha semaksimal mungkin dalam hal kebaikan disetiap harinya.

Ya mungkin hanya ini yang ingin kusampaikan. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa.