Sabtu, 22 Juli 2017

Ashida Mana : Artis cilik yang kini beranjak remaja



Gambar terkait

Beberapa minggu terakhir artis cilik imut ini menarik perhatianku. Aku takjub akan kepiawaiannya dalam ber-akting sebagai peran utama di sebuah dorama yang begitu menguras air mata. Ia berhasil berperan sebagai gadis cilik yang mendapat tindakan kekerasan dari lingkungan keluarganya sendiri. Namun tokoh yang ia perankan, Michiki Rena begitu apik menyembunyikan penderitaan yang ia alami. Ia berkata seseorang hanya harus berpikir tentang apa yang ia sukai agar bisa bahagia.

Sebenarnya dorama sedih tadi bukanlah dorama pertama Mana-chan yang kutonton. Sebelumnya aku menonton dorama Our House, sebuah dorama yang juga ber-genre keluarga. Disana Mana-chan berperan sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Ia mengambil alih tugas yang cukup berat sejak ibunya meninggal. Ia juga menentang kehadiran ibu tiri yang kini telah hadir di keluarganya. Sebenarnya Sakurako (peran Ashida Mana di dorama ini, red) memiliki seorang kakak laki - laki, namun karena ia adalah seorang anak laki - laki, ia jadi kurang bisa diandalkan jika harus mengemban tugas untuk mengurus pekerjaan rumah seperti memasak dan semacamnya. Dari dorama ini aku belajar tentang seorang ibu yang ideal. Ibu yang begitu dicintai dan dirindukan oleh seluruh anggota keluarga. Ibu yang penuh cinta dan memberikan kehangatan.


 Gambar terkait


Baiklah. Kita akan bahas Ashida Mana lagi. Namanya mulai melejit sejak membintangi dorama Mother di tahun 2010. Kala itu ia baru berusia 6 tahun namun ia mampu menjiwai peran yang ia mainkan. Aku aja yang jarang menangis nonton dorama mampu menangis menonton dorama ini. Dorama sepanjang 11 episode tersebut melihat sisi seorang ibu dari berbagai sudut pandang. Baik itu ibu kandung, ibu angkat maupun calon ibu. Seorang wanita telah mengambil langkah yang jauh lebih besar bila telah menjadi seorang ibu. Selain itu, cinta antara satu orang dan orang lainnya dan dalam hal ini ibu angkat dan anak angkatnya adalah cinta yang setara dengan rasa cinta karena hubungan darah. Dengan kata lain, tanpa hubungan darah pun kita semua bisa saling mencintai.

Ashida Mana lahir di Prefektur Hyogo, 23 Juni 2004. Ia hobi membaca buku. Ia seorang aktris, penyanyi, dubber dan bintang iklan. Dari Ashida Mana aku belajar bahwa manusia adalah makhluk yang luar biasa. Seorang anak kecil bisa ber-akting di usia yang masih begitu muda. Ya, di usianya tersebut ia sudah memiliki bakat dan bisa mengembangkannya.

Mungkin ini saja yang bisa kubahas mengenai Mana-chan. Jujur saja, informasi mengenai Mana-chan masih begitu terbatas. Yang kuketahui mengenai dia sekarang adalah, usianya di tahun 2017 ini sudah menginjak 13 tahun dan sudah masuk SMP sejak musim semi tahun ini.


Hasil gambar untuk ashida mana smp



Sekian untuk artikel ini. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa.

Ulasan lagu Jung Seung Hwan - If it is You


Hasil gambar untuk jung seung hwan if it is you mp3

Beberapa minggu lalu aku menonton Drama Korea Another Oh Hae Young. Soundtrack drama ini benar - benar bagus, aku hampir menyukai semua lagunya. Diantara lagu - lagu tersebut, ada lagu yang berjudul If it is you yang dinyanyikan oleh Jung Seung Hwan. Lagunya sangat enak untuk didengar. Ketika aku mencari artinya, kutemukan translate seperti di bawah ini :

Mengapa begitu sulit bagimu untuk melihatku mencoba ?
Aku terkejut menyadari seberapa terlukanya aku karenamu.
Hari - hariku berat.
Bahkan mimpiku menyakitkan.

Jika dirimu, bagaimana ?
Jika hari - hari beratku menjadi milikmu ?
Jika kau sehancur diriku, megertikah ?
Sakit yang kualami, hingga hatiku hampir meledak.
Seberapa aku menginginkanmu ?
Jika aku ialah dirimu, aku akan mencintaiku.
Hatiku senantiasa muram.
Aku takut.

Mereka bilang kau akan bahagia ketika jatuh cinta.
Siapa bilang ?
Karena cinta yang kutahu adalah melihatmu dari belakang.

Aku tahu kau sudah menjawabku.
Aku tahu arti dari jawaban yang tak bersua.
Tapi aku berpura - pura tidak tahu dan bertahan.

Tahukah kau apa yang kulakukan beberapa hari ini ?
Bahkan aku tak bisa tidur dan tak bisa menelan apapun.
Tahukah kau aku menjadi semakin hancur saat melihatmu ?
Aku merasa hampir meninggal.
Meski tak mungkin kau datang padaku.
Meski kutahu kau melihat kearah lain.
Aku tetap tak bisa melepaskanmu.

Sebenarnya translate diatas merupakan Bahasa Inggris. Aku mencoba mengalihkan bahasanya menjadi Bahasa Indonesia. Aku harap arti yang kucoba tafsirkan diatas mudah terpahami dan tidak terlalu melenceng dari aslinya hehe. Karena kuakui, aku harus belajar lebih banyak lagi jika ingin membuat arti yang lebih baik.

Menulis translate diatas sangat membuatku galau. Sebuah lagu tentang kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Semuanya diutarakan dengan begitu jujur. Mengenai kisah patah hati seperti ini, seingatku aku pernah merasakannya 2 kali. Ini terjadi saat aku masihlah anak ingusan yang begitu naif. Meskipun begitu, aku tidak semenderita orang yang mengalami situasi seperti dalam lagu ini. Kalau lagu ini mah sih namanya nyakitin diri sendiri. Tapi selepas mengenai itu, yang perlu kita lakukan hanyalah menikmati lagunya saja. Jika kalian ingin mendengarkan lagu ini, kalian bisa mendengarnya dengan memutar video dibawah ini :




Selain versi Jung Seung Hwan, lagu ini juga pernah dinyanyikan oleh selebriti Korea Selatan lainnya, salah satunya Rose Blackpink. Suara Rose ini masyaAllah sekali. Benar - benar mampu mewakili suara seluruh wanita di berbagai belahan dunia yang menghidupkan lagu galau ini. Aku kaget banged pas tahu dia lahir di tahun 1997, tahun kelahiran yang sama dengan tahun kelahiranku. Mungkin kekagetanku ini agak berlebihan ya, tapi alasan mengapa aku kaget adalah karena sangatlah jarang aku menemukan penyanyi khususnya penyayi asal negeri ginseng yang lahir di tahun 1997. Jika kalian ingin mendengar lagu ini dinyanyikan oleh seorang wanita (dan dalam hal ini dinyanyikan oleh Rose Blackpink, red), kalian bisa memutar videonya dibawah ini :





Mungkin itu saja yang ingin kubahas. Pertama kali bahas lagu eh lagu yang galaunya kebangetan hehe. Tapi ya semoga tulisanku ini bermanfaat dan sampai jumpa diartikelku selanjutnya.

Antara Imam Syafi’i, ilmu dan cerita (tentang) hijrah


Hasil gambar untuk ilmu buku

Beberapa hari lalu aku mendapat materi mengenai kisah Imam Syafi’i. Lebih tepatnya tentang kecintaan Imam Syafi’i terhadap ilmu. Aku semakin takjub pada beliau. Pada saat itu Imam Syafi’i hidup dalam kemiskinan. Kondisi ini tidak menyurutkan semangatnya dalam menuntut ilmu. Saat itu ia tidak mampu membeli carikan kertas guna mengabadikan suatu ilmu. Ia mencari alternatif lain yaitu dengan menuliskan ilmu - ilmu yang ia dapat dalam tulang, pecahan tebikar, dan pelepah kurma.

MasyaAllah! Siapa yang mengira, seseorang yang terbatas seperti beliau dikemudian hari menjadi sosok yang begitu besar. Seseorang yang masih dikenal hingga kini, seakan zaman tak memudarkan sosoknya. Manisnya ilmu beliau masih bisa kita rasakan.

Ia mengabadikan ilmunya dalam tiap goresan pena. Disebutkan dalam kutipan beliau, “Ilmu bak buruan dan catatan adalah pengikatnya.” Ia adalah sosok yang ahli di bidang sastra, agama, Bahasa Arab termasuk kedokteran. Mengetahui semua ini, tidak heran jika sebelum aku tahu kisah beliau, aku sempat membaca suatu kutipan yang mendeskripsikan akan pentingnya ilmu. Ini kutipannya :

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus menahan perihnya kebodohan.” ~ Imam Syafi’i.

Baik, seperti judul diatas. Kita juga akan membahas tentang hijrah. Kenapa aku menyandingkan kata hijrah dengan beliau ? Karena bahasanku tentang hijrah sangat berkaitan dengan pemikiran beliau tentang hijrah. Hijrah berasal dari bahasa Arab yang artinya pindah. Dalam bahasa Indonesia sendiri, pindah itu tentu saja mengalami perubahan. Jadi dalam hal ini, apapun yang berubah baik sifat, barang maupun tempat, artinya itu adalah berhijrah. Tentu saja berhijrah ini dalam konteks yang positif yakni berubah menjadi lebih baik.

Dalam salah satu kutipannya, Imam Syafi’i pernah meyatakan bahwa salah satu ciri orang berilmu dan beradab adalah orang yang meninggalkan kampung halamannya dan pergi untuk memperoleh hal baru yang memang hanya akan ia dapatkan bila ia berhirah yakni : Teman yang lebih banyak, Ilmu yang lebih baik dan Rejeki yang lebih banyak.

Bahkan di suatu sya’ir, Imam Syafi’i mengibaratkan berhijrah dengan perumpamaan yang indah dan logis. Singa yang kuat tidak akan mendapat mangsa jika tidak meninggalkan sarangnya. Setajam apapun anak panah itu tak berguna jika tak dibidikkan. Bijih emas yang tetap didalam tanah itu tiada harganya.Itulah sepenggal sya’ir tersebut.

Imam Syafi’i adalah tokoh yang juga ahli dalam bidang kedokteran. Kecintaan beliau terhadap ilmu kedokteran terlontar melalui petuahnya yang berbunyi, “Aku tidak mengetahui suatu ilmu sesudah halal dan haram yang lebih utama daripada ilmu kedokteran.”  Tidak heran sih beliau berpikir demikian. Faktanya penyakit bisa membatasi aktifitas seseorang. Waktu yang apabila ia sehat bisa ia gunakan untuk berkarya, malah ia habiskan di tempat tidur. Ikhtiar medis tentu saja diperlukan dan untuk menunjang itu, mempelajari ilmu kedokteran adalah hal wajib yang perlu dilakukan.


Inilah yang ingin kubahas mengenai Imam Syafi’i. Aku harap bahasanku ini berefek tidak hanya pada diriku, tapi menginspirasi bagi kita semua yang membaca ini maupun yang memang mengenal beliau karena keharuman sosoknya. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa~

Juken no Cinderella : Kala kisah Cinderella tidak hanya tentang cinta


Gambar terkait

Kali ini aku ingin membahas tentang dorama yang tayang tahun 2016 kemarin. Aku suka tipe cerita seperti ini, sebuah kisah yang penuh dengan perjuangan.

Dorama ini bercerita tentang Maki Endo (Kawaguchi Haruna) yang sedang duduk di tahun terakhir masa SMA-nya. Ia memiliki masa - masa sulit dalam hidupnya karena ia hanya dibesarkan oleh ibunya, ayah Maki pergi meninggalkan keluarga kecil tersebut saat Maki masih kecil. Selain berstatus sebagai siswa, dia juga bekerja part time di beberapa tempat guna menyambung hidup dan aktivitasnya. Hingga suatu ketika, takdir mempertemukannya dengan seorang mantan guru les yang terbilang sukses karena kerap membantu anak - anak didiknya lolos seleksi masuk Universitas Tokyo. Singkat cerita, Igarashi membantu Maki untuk mengejar mimpinya masuk Universitas Tokyo guna meningkatkan kualitas ekonominya.

Ide ini ditentang keras oleh ibu Maki. Ibunya punya prinsip hidup yang bertolak belakang dengan prinsip Maki. Maki ingin melepaskan penderitaannya dengan menjadi orang sukses dikemudian hari. Sedangkan ibunya adalah tipe orang yang bertindak tanpa berpikir panjang dan cenderung bertindak sesukanya. Kalau kata orang sunda mah dia itu makarep sorangan. Dia kabur dari rumahnya lalu kembali ke rumah dengan hutang - hutang yang sulit terbayar. Keluarga Maki seakan sudah terbiasa terlilit masalah ekonomi. Hal ini membuat Maki menjadi orang yang kuat dan bermimpi besar. Maki tidak ingin menjalani hidup yang menyedihkan seperti ibunya.

Walaupun ibu Maki orang yang seperti itu, tapi ia tetaplah seorang ibu yang menyayangi putri semata wayangnya itu. Pada akhirnya ia mendukung mimpi putrinya dan memuji Maki sebagai anak yang cantik dan pintar yang mirip seperti dirinya hehe. Benar - benar ibu yang narsis. Maki lolos ujian masuk Universitas Tokyo dan menjadi mahasiswi di Fakultas Ekonomi dengan bantuan Igarashi sensei yang menjadi tutornya dalam belajar dan senantiasa menyemangati Maki.

Akhir dorama ini membuatku sedih dan senang secara bersamaan. Aku sedih karena Igarashi sensei meninggal setelah berjuang melawan penyakit tumor otaknya. Disisi lain aku senang melihat perjuangan Maki berbuah manis. Aku suka scene dimana Maki dengan setelan rapi masuk ke Universitas Tokyo. Apalagi ini terjadi di musim semi, saat dimana bunga sakura mekar dengan indahnya. Seakan merayakan sekaligus menyambut kehadiran Maki di Universitas prestisius tersebut.

Selain kisah diatas, dorama ini juga membahas tentang mantan istri Igarashi sensei dan sekelumit kisah cinta segitiga Maki. Diceritakan Maki berteman baik dengan salah satu siswa di SMA-nya yang juga berjuang ingin masuk ke Universitas Tokyo. Siswa yang bernama Yuta Okita (Yamada Yuki) ini lambat laun akan menyukai Maki. Kisah - kisah ini hanya menjadi bumbu yang tidak terlalu ditekankan.

Saat aku melihat Yuta untuk pertama kalinya, aku merasa dia adalah pemeran Kin-chan di Itazura na kiss ~ Love in Tokyo 2013. Dan ya, itu benar. Aku anggap kehadiran Yamada Yuki menjadi bonus dari dorama ini hehe. Mengingat aku menonton dorama ini karena tertarik dengan perjuangan untuk mencapai kesuksesan, bukan karena Yamada Yuki.

Dorama ini diangkat dari novel berjudul sama karya Hideki Wada yang dipublikasikan di tahun 2008 silam. Novel ini juga sempat dibuat versi filmnya di tahun 2008. Aku melihat sisi kehidupan dari dorama ini. Tentang hidup yang tidak selalu mulus dan tentang perjuangan agar senantiasa bangkit saat menghadapi hal - hal yang tidak kita sukai.


Ya mungkin itu saja yang ingin kutulis mengenai ini. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa.