Minggu, 31 Desember 2017

Selamat tinggal, 2017!


Hasil gambar untuk 2017 tahun baru

Waktu begitu cepat berlalu. Tidak terasa, kita kini berada dipenghujung tahun 2017. Aku mengetik tulisan ini dengan penuh rasa gembira. Kenapa ? karena begitu banyak hal besar yang kudapatkan sepanjang tahun 2017 ini. Aku merasa Allah membuka mataku untuk mencermati rona dunia dengan jauh lebih baik.

Ditahun 2017 ini pula, aku memasuki babak baru dalam kehidupan ini. Ini adalah tahun dimana aku memasuki usia ke-20. Ya, sebuah gerbang baru untuk memasuki ranah usia 20-an. Batinku merasa terusik, pertanyaan besar menyelusup masuk kedalam pikiran, “Apa yang bisa kuraih selama 20 tahun ini ?”. Ahh, memikirkannya saja membuatku merenung tentang tanggung jawab besar yang kita emban. Mengingat bahwa kita harus melakukan yang terbaik setelah Allah meng-amanahi begitu banyak bilangan hari. Ah sudah untuk bahasan beratnya. Selain hal diatas, aku juga ingin bercerita tentang terpenuhinya salah satu mimpiku. Yaitu, menjadikan tahun 2017 ini sebagai salah satu tahun paling produktif untuk menulis artikel di blog ini. Senang rasanya melihat bagaimana mimpi itu terwujud.

Mungkin hanya ini yang ingin kusampaikan di artikel ini. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa~

Jumat, 29 Desember 2017

Pemikiranku tentang Bahasa Asing


Hasil gambar untuk bahasa asing

Untuk tulisan kali ini, aku akan mengungkapkan pemikiranku mengenai suatu tema dan dalam hal ini Bahasa Asing. Sebelum memikirkan mengenai ini, dulu aku sempat bertanya - tanya mengapa didunia ini ada begitu banyak bahasa. Akan lebih mudah jika didunia ini hanya ada satu bahasa. Kita tidak perlu melihat perbedaan bahasa dan komunikasi antara bangsa dari satu negara ke negara yang lain pun akan jauh lebih mudah. Namun pemikiran ini berubah ketika aku melihat keuntungan dari adanya banyak bahasa tersebut.

Ada banyak sekali keuntungan dari adanya perbedaan bahasa. Salah satunya adalah sumber rezeki untuk seseorang. Ya, seseorang dengan keahlian akan suatu bahasa tertentu bisa membagikan ilmunya dan dengan ini ia bisa mendapatkan rejeki juga kebaikan. Selain itu, adanya Bahasa Asing itu sendiri menjadi suatu alasan bagi kita bahwa kita tidak punya waktu untuk menyibukan diri dalam keburukan. Ya, begitu banyak ilmu luar biasa di muka bumi ini dan harus kita selami. Salah satunya adalah ilmu akan keberagaman bahasa.

Untuk aku sendiri, sejak masa SMP aku menyukai pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika. Rasanya ilmu yang begitu kucintai itu berhasil terealisasikan melalui kejadian sehari - hari yang telah Allah kehendaki. Aku menyukai pelajaran Bahasa Inggris karena ilmu mengenai bahasa asing itu adalah suatu hal yang sangat menarik. Mempelajarinya begitu sangat menyenangkan karena hati kita dibuat berdebar kala tidak mengetahui arti dari suatu kata. Melihat kata dari sudut pandang yang berbeda pun memberikan warna tersendiri yang memberikan kebahagiaan. Kemudian, untuk matematika aku menyukainya karena permainan logika didalamnya. Tentang bagaimana suatu hal bisa terjadi itu karena suatu alasan dan hasilnya tidak bisa disanggah oleh siapapun. Itu menyenangkan! Tapi aku tidak merasa unggul dalam kedua mata pelajaran itu ya. Aku hanya bilang kalau aku menyukainya hehe.

Sebelumnya aku bilang bahwa ilmu - ilmu yang kusukai itu terealisasikan dalam kehidupan yang kujalani dan aku akan bercerita tentang itu. Salah satu hobiku adalah menonton drama, film dan anime. Meskipun sebenarnya anime cukup jarang kutonton akhir - akhir ini karena beberapa alasan. Drama dan film yang biasanya kutonton merupakan produksi dari negeri sakura dan beberapa dari Korea Selatan. Dan untuk menontonnya, aku lebih menyukai tontonan yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai subtitle-nya. Rasanya lebih nyaman dan menyenangkan karena ada tantangan tersendiri bagiku untuk bisa memahami jalinan antar kata - kata itu. Walaupun untuk membuat kalimat dalam Bahasa Inggris, aku tidak cukup percaya diri untuk itu. Harus banyak belajar lagi hehe.

Untuk matematika, itu terealisasi dalam kehidupanku sehari - hari karena aku masuk jurusan Kimia Analis disalah satu SMK negeri di Bandung. Sebelumnya, aku tidak begitu tahu tentang ilmu kimia dan saat aku mulai mempelajarinya ternyata kaitannya begitu erat dengan matematika. Disana begitu banyak permainan logika dan hal - hal yang berkaitan dengan angka. Jadi, rasa sukaku akan matematika sangat membantu dalam aktivitas pembelajaran sehari - hari kala itu. Disekolahku itu ada sebuah aturan dimana setiap siswa diwajibkan tes lisan sebelum diperbolehkan praktikum. Disana kami diharuskan menjelaskan mengenai apa yang akan kami lakukan saat praktikum. Tidak hanya menjelaskan, kami juga akan ditanya mengenai hal yang berkaitan dengan praktikum oleh para pengajar disana. Ini merupakan momen yang cukup menyenangkan karena diskusi mengenai ilmu pengetahuan dengan seseorang yang berpengalaman dibidang kimia. Apalagi ilmu kimia termasuk ilmu sains yang tidak bisa lepas dari ilmu lain semisal biologi, fisika dan matematika. Membuatnya semakin menarik untuk dipelajari. Walaupun aku sering remedial juga sih di mata - mata pelajaran itu hahaha. Tapi ini tidak mengurangi rasa sukaku akan ilmu - ilmu tersebut.

Kurasa cukup untuk kali ini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa.

Selasa, 19 Desember 2017

Pesan dari [K - Drama] Go Back Couple


Gambar terkait

Pada kesempatan kali ini aku akan membahas tentang pesan dari Drama Korea yang tayang di penghujung tahun 2017 ini. Menampilkan 12 episode, drama ini menyuguhkan pesan moral yang sayang untuk dilewatkan.

Sebenarnya aku tidak tahu dan tidak tertarik menonton drama tersebut. Hanya saja, teman - temanku terus bercerita mengenai betapa bagus dan penuh maknanya drama ini. Itulah alasan mengapa aku menonton drama itu dan bahkan menulis sesuatu mengenai itu diartikel ini.

Singkatnya Drama Go Back Couple bercerita tentang keluarga kecil yang baru memiliki seorang putra. Ma Jin Joo (Jang Na Ra) adalah seorang ibu rumah tangga yang menghabiskan waktu sehari - harinya dengan mengatur seluruh keperluan rumah tangga. Suaminya, Choi Ban Do (Son Ho Jun) adalah seorang kurir dari perusahaan farmasi. Mereka menghadapi berbagai kesalah-pahaman hingga pada akhirnya mereka berada diambang perceraian. Kemudian pasangan ini mengalami time travel ke tahun 1999 dimana mereka masih mahasiswa disuatu universitas. Mereka menjalani masa muda untuk kedua kalinya dan menyadari sesuatu yang seharusnya mereka pahami sejak dulu.

Hasil gambar untuk ma jin joo go back couple
Ma Jin Joo.
Choi Ban Do.

Hasil gambar untuk choi ban do go back couple

Gambar terkait
Putra mereka, Seo Jin.

Ada hal menarik dari menit - menit awal drama Go Back Couple ini. Disana, Jin Joo menjadi narator dan mengungkapkan pemikirannya. Ia berkata bahwa drama romantis berakhir dengan pernikahan. Ini menandakan happy ending bagi tokoh dalam kisah tersebut. Hal ini seakan - akan menyiratkan bahwa pernikahan adalah hasil akhir dari sebuah perjalanan cinta.

Wahh, menarik! Aku semakin semangat untuk menonton karena konsep unik yang disuguhkan. Benar juga, begitu banyak drama yang memperlihatkan pernikahan sebagai alasan setiap tokoh berakhir bahagia. Padahal faktanya tentu tidak seperti itu. Buktinya, begitu banyak pasangan suami-istri yang bercerai. Justru pernikahan adalah awal dari sesuatu yang baru.

Baik, langsung saja. Ini dia pesan moral yang aku pahami dari drama ini :

1) Komunikasi itu penting! Jangan melihat sesuatu hanya dari sudut pandang kita.

Menurutku, ini alasan paling kuat mengapa Jin Joo dan Ban Do bercerai. Jin Joo salah paham dan yang membuatnya semakin rumit adalah Ban Do yang tidak bersikap terbuka pada Jin Joo. Karena kurangnya komunikasi inilah mereka berdua selalu mengalami pertengkaran hebat.

Salah satu kesalah-pahaman yang akan aku bahas adalah saat Ban Do menggira Jin Joo lengah pada sesuatu yang tidak begitu penting. Disuatu pagi, Jin Joo berada didalam toilet. Kemudian Seo Jin (Park A Rin), putra semata wayang mereka memukul - mukul pintu toilet karena ingin segera menemui ibunya. Ban Do yang baru bangun tidur terkejut melihat istrinya tidak menutup pintu. Dia juga heran kenapa Jin Joo menggendong Seo Jin di toilet. Padahal kan Jin Joo tidak salah. Dia menemui putranya yang tidak bisa lama menunggu ibunya.



Seo Jin seneng banget ketemu ibunya hehe.



Ya begitulah. Kesalah pahaman silih berganti dalam kehidupan pernikahan mereka. Sebenarnya hal ini tidak hanya terjadi dalam kehidupan pernikahan sih. Dalam kehidupan sehari - hari, dengan siapapun itu. Terkadang melihat sesuatu hanya dari sudut pandang kita adalah tindakan yang tidak bijak.

2) Perlakukan orang tua dengan kebaikan terbaik.

Jin Joo yang telah kehilangan ibunya ditahun 2009 begitu sangat sedih. Ia menyesal karena belum menciptakan kenangan - kenangan manis bersama ibunya. Jadi, ketika dia kembali ke tahun 1999, dia sangat takjub. Dia memperlakukan ibunya dengan perlakuan terbaik dan senantiasa bersikap manis. Ia berkata ibunya tidak akan selalu disampingnya didunia ini. Melalui ini juga aku belajar bahwa seorang ibu itu punya peranan penting dalam kehidupan seseorang. Di drama ini, Jin Joo menganggap ibunya seperti alam semesta baginya.

3) Pengorbanan (terbesar) seorang ayah.

Di drama ini aku melihat seberapa keras perjuangan Ban Do mencari nafkah untuk keluarganya. Ia harus rela menahan perasaannya sekalipun merasa tercabik - cabik. Penjabarannya mungkin berlebihan, namun kisah ini menghanyutkan para penonton. Tenggelam dengan apa yang dirasakan Ban Do.

Ban Do yang bekerja didunia kesehatan tentu harus berinteraksi dengan dokter. Dan atasannya ini, Dokter Park adalah pria parasit yang menikahi istrinya hanya karena uang. Istrinya adalah pewaris dari suatu rumah sakit besar. Setelah mendapat berbagai keuntungan dari istrinya, ia menambah kisah hidup yang tidak kalah buruk. Ia berselingkuh dengan banyak wanita dan memperalat Ban Do dalam hal ini. Ia menggunakan kartu kredit atas nama Ban Do sebagai sarana aktivitas finansial bersama selingkuhannya (alasannya biar dia enggak tercyduk oleh istrinya) dan meminta Ban Do menjaga selingkuhannya saat istrinya menemui selingkuhannya itu.

Suatu hari Dokter Park meminta Ban Do menyelamatkan selingkuhannya. Istri Dokter Park akan menyerang selingkuhannya itu dan Ban Do harus membawa kabur dia sebelum istri Dokter Park datang. Namun, usaha penyelamatan ini gagal karena istri Dokter Park datang dan dengan penuh amarahnya menyerang selingkuhan suaminya itu. Ban Do mencoba melerai dan singkat cerita ia tidak sengaja mendorong istri Dokter Park sehingga membuatnya jatuh. Setelah itu Dokter Park datang dan memukul Ban Do. Ia berkata Ban Do sangat lancang karena berani mendorong istrinya. Ini membuat istrinya tersentuh dan seketika melupakan perihal perselingkuhan itu.








Kemudian Ban Do dan Dokter Park berada disuatu ruangan. Dokter Park berbicara dengan nada tinggi bahwa ia meminta Ban Do menjaga selingkuhannya dan mempertanyakan mengapa ia mendorong istrinya. Lalu Dokter Park berpura - pura memukul Ban Do dan berkata berani - beraninya Ban Do menyentuh istrinya. Setelah itu Dokter Park tersenyum dan berkata memukul Ban Do bisa menenangkan istrinya. Intinya dia mem-bully Ban Do dan dia membela istrinya hanya untuk sebuah pertunjukan. Ban Do hanya diam dan terlihat sangat sedih. Dia ingin melawan Dokter Park tapi ia menahan dirinya. Dia melakukan itu demi sesuap nasi yang kelak akan ia makan bersama keluarganya.



Kemudian ada scene komedi yang membuatku bertanya, “Scene komedi macam apa ini ?” hahaha. Disuatu hari di tahun 1999, Ban Do melihat orang tuanya cekcok mengenai sesuatu. Perdebatan itu terjadi karena ibu Ban Do terkesan seperti membuang - buang air. Ayah Ban Do meminta istrinya menghemat penggunaan air. Tidak terima dikritik, ibu Ban Do menyebut suaminya kikir. Melihat percakapan ini Ban Do menanggapi dengan begitu bijaksana, “Ibu, itu terlalu berlebihan. Jangan memanggilnya dengan sebutan kikir. Bagaimana bisa kau memanggil kepala keluarga yang mencari nafkah untuk kita dengan sebutan kikir ? Bukan berarti dia tidak ingin mencari uang yang banyak dan dia juga tidak ingin menjadi orang yang kikir. Aku tahu, dia hanya bisa membeli permen karet. Tapi tetap saja kau jangan menyebutnya dengan sebutan kikir. Apa kau tahu seberapa keras perjuangan ayah untuk mendapat uang sekecil itu ? Jangan begitu bu. Itu membuat hatiku sakit. Dah.” Ujarnya seraya melangkahkan kaki untuk pergi kuliah.

Awalnya ayah Ban Do merasa terbela. Namun mendengar perkataan Ban Do yang cenderung memberikan penghinaan, ia merasa tersinggung. Karenanya dia memukul kepala Ban Do. Ban Do kaget, dia bilang ia baru saja menolong ayahnya. Tapi ayahnya tetap marah dan Ban Do melarikan diri dari rumahnya wkwk.





Melihat latar belakang Ban Do sebagai ayah dari Seo Jin dan sebagai seseorang yang mencari nafkah untuk keluarganya, tentu ia paham betul mengenai ini. Ia jadi sosok yang pengertian dan dewasa melihat pertengkaran orang tuanya. Lucunya, Ban Do menganalogikan penghasilan ayahnya dengan uang untuk membeli permen karet (saking kecilnya wkwk). Niatnya baik memang, tapi pemilihan katanya yang tidak tepat hahaha.

Ya mungkin ini saja yang ingin kusampaikan. Menurutku, pesan moral diatas sangat penting untuk diingat. Semoga dengan memahaminya, kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Sampai jumpa di postingan berikutnya ya~