Pada kesempatan kali ini aku akan mengulas tentang
perempuan pada umumnya. Tulisan ini mengambil data dari sudut pandangku sebagai
perempuan dan apa - apa yang aku lihat disekelilingku.
Perempuan bisa menjadi rumit dalam beberapa
situasi. Hal ini dikarenakan sisi lembut yang melekat pada dirinya. Itu juga
yang menyebabkan perempuan menjadi sosok yang peka dan baper-an. Terlepas dari
itu, manusia sendiri memang punya karakter yang gampang menyukai sesuatu yang
terkait 'perasaan'. Tapi sisi manusiawi ini rasanya lebih dekat pada perempuan.
Kami bisa menangis kala menyaksikan drama atau film ber-genre sedih. Aku
sendiri bahkan pernah menangis saat mendengar soundtrack dari suatu
drama hahaha. Rasanya ingatanku melayang pada kisah tokoh - tokoh di
drama tersebut.
Sifat perempuan itulah yang menjadikan mereka
(termasuk aku juga sih hehe) lebih mudah untuk tersentuh. Kurasa
itulah alasan kenapa aku menjadikan menonton drama sebagai salah satu hobiku.
Kadangkala aku merasa sangat tersentuh dengan ceritanya. Tentang bagaimana bisa
ada scene sedih, mengharukan sekaligus manis seperti itu. Walaupun
begitu, aku sangat menikmati saat merasa tersentuh hahaha. Oh iya, ini
juga salah satu alasan kenapa penggemar Drama Korea didominasi oleh kaum Hawa.
Hal ini dikarenakan sisi emosional yang perempuan miliki.
Baiklah, langsung saja. Aku akan membagikan
beberapa kisah yang membuatku tersentuh dalam dorama yang aku tonton. Ini dia :
1) Fumie membela Shigeru
Jadi ceritanya, ayah Fumie yang
kebetulan ada urusan di Tokyo berniat menemui Fumie. Dia begitu terkejut
melihat bagaimana keadaan rumah Fumie dan Shigeru di Tokyo. Dia tidak menyangka
kalau Shigeru dan Fumie menyewakan sebagian rumahnya karena kekurangan uang.
Terlebih lagi kakak Shigeru kerap datang bersama keluarganya untuk meminjam
fasilitas kamar mandi. Fumie hanya memberitahukan hal baik disurat yang ia
tulis untuk keluarganya di Yasugi. Fumie dan Shigeru menikah tepat 5 hari
setelah pertemuan pertama mereka. Mereka dipertemukan saat perjodohan diantara
keduanya.
Kemudian ayah Fumie berniat
berkunjung lagi ke rumah Fumie dan Shigeru beberapa hari setelah kunjungan
pertama tersebut. Setelah itu sahabat Fumie dan Shigeru di Tokyo menyarankan
suatu skenario dimana Shigeru melakukan jumpa fans sebagai mangaka didepan
tempat perentalan manga. Hal ini bermaksud untuk menunjukan aktivitas Shigeru
sebagai mangaka didepan ayahnya Fumie. Jika ayah Fumie melihat Shigeru
dikelilingi orang - orang (untuk meminta tanda tangan Shigeru), maka ia akan
menilai kalau pekerjaan Shigeru berjalan lancar. Kebetulan jumpa fans ini
menambah keuntungan lain karena beberapa hal. Salah satunya mempromosikan buku
Shigeru yang baru terbit.
Hari kunjungan pun dimulai. Semula
semuanya berjalan lancar sebelum akhirnya ayah Fumie menyadari bahwa semua fans
yang mengantri untuk mendapatkan tanda tangan Shigeru adalah sebuah rekayasa. Ayah
Fumie kecewa dan mempertanyakan kenapa Fumie berbohong dan membodohi ayahnya
sendiri. Ia juga sangat kecewa pada menantunya. Ia berkata pada Shigeru bahwa
ia mengira ia sudah menikahkan putrinya dengan pria yang baik tapi ternyata
selama ini ia sudah salah menilai. Sahabat Fumie dan Shigeru sudah mencoba membela,
mereka menjelaskan bahwa ini semua bukanlah kesalahan Fumie dan Shigeru. Mereka
secara terbuka berkata bahwa merekalah dalang dibalik semua skenario ini. Namun
ayah Fumie tidak mempercayai ini dan tetap menyudutkan Shigeru. Shigeru hanya
merespon dengan menunduk dan meminta maaf.
Menyadari situasi yang ada, Fumie
segera membela suaminya. Ia berkata, “Hentikan.
Ayah mengatakan itu karena ayah sama sekali tidak tahu. Suamiku tidak melakukan
kecurangan. Apapun yang terjadi, dia selalu bekerja keras mengerjakan
manga-nya. Aku sangat tahu itu. Kami pasangan suami-istri. Aku tahu bagaimana
ia menggambar dengan sepenuh jiwanya dan aku selalu melihat disisinya. Tolong
jangan katakan bahwa kamu telah salah menilainya. Karena.. suamiku adalah
mangaka sejati.”
Wahh, aku
menangis menonton scene ini. Seperti
Fumie, penonton dorama ini juga tahu
seberapa keras perjuangan Shigeru dalam menggambar dan menawarkan manganya ke
penerbit. Matsushita Nao, pemeran Fumie di dorama ini mengaku ia bahkan tanpa
sadar memegang tangan Shigeru saat membelanya hehe. Saking menghayati peran, jadi lebih dramatis acting-nya. Scene ini bahkan masuk dalam
daftar scene paling dikenang di
dorama Gegege no nyobo.
2) Memahami keadaan dan memahami karakter
Jika kalian pernah menonton NigeHaji,
kalian pasti akan tahu dua tokoh
utama ini. Menceritakan tentang Mikuri yang menikah kontrak dengan Hiramasa agar
tetap bisa bekerja di rumah Hiramasa. Mikuri yang kesulitan mendapat pekerjaan
sekalipun merupakan lulusan jurusan Psikologi di suatu universitas memutuskan
menikah kontrak dengan Hiramasa karena satu dua hal. Ada scene dimana Mikuri berkata bahwa pernikahan kontraknya adalah
upayanya melarikan diri. Dan yang membuatku tersentuh dan terharu adalah
tanggapan Hiramasa yang menjawab :
“Bukankah tidak apa untuk melarikan diri ? Tertulis dalam peribahasa
Hungaria, Melarikan diri itu memalukan,
tapi itu berguna. Meskipun melarikan diri adalah jalan yang memalukan. Yang
lebih penting adalah kemampuan kita untuk bertahan.”
Seketika angin berhembus dan alunan
BGM piano terdengar. Oke, ini lebay
memang hahaha. Keadaan itu ada untuk
mendramatisir keadaan. Dan wajar juga sih
ada hembusan angin, toh mereka
mengobrol disisi jalan saat malam hari.
Mendengar respon Hiramasa, Mikuri
menjawab, “Meskipun melarikan diri, ayo
bertahan.”
Mikuri juga merasa tersentuh dengan
tanggapan Hiramasa. Iya, aku tahu.
Dipahami itu adalah salah satu hal terindah di dunia ini memang.
Kemudian scene lain yang menjabarkan situasi serupa terjadi saat Mikuri dan
Hiramasa berlibur bersama. Disana mereka bertemu mantan pacar Mikuri semasa
SMA. Ia bernama Kaoru. Kaoru bertanya apa yang sedang Mikuri lakukan disana.
Kemudian ia berkata pada Hiramasa kalau Mikuri itu menjengkelkan dengan sisi
cerewetnya, walaupun menurutnya Mikuri tidak jahat juga sih. Mikuri meminta Kaoru untuk berhenti bicara hal yang tidak
penting. Kemudian Hiramasa meminta izin untuk meninggalkan ruangan itu. Mikuri
terlihat murung menghadapi ini.
Diperjalanan pulang, Mikuri
meneruskan kemurungannya. Ia berpikir, seandainya Hiramasa membelanya saat
Kaoru menjelek - jelekannya tadi. Tapi respon Hiramasa diluar nalar Mikuri
yakni meninggalkannya di ruangan. Seolah tak bergeming akan apa yang Hiramasa
lihat. Mikuri kecewa akan hal ini. Namun ternyata Hiramasa punya persepsi
sendiri. Ia merenung dengan berpikir ia sama sekali tidak terganggu oleh Kaoru.
Karena Hiramasa merasa ialah yang lebih tahu
soal Mikuri. Ia tahu senyum ramah
Mikuri, kehangatan dan juga kebaikan Mikuri.
Aku suka scene ini! hehe. Romantis
dengan caranya sendiri. Tadinya aku berpikir Hiramasa cuek banget, kok malah ninggalin Mikuri sih ? ternyata ia meninggalkan Mikuri karena ia merasa malas
mendengarkan perkataan Kaoru yang menurutnya hanyalah sebuah omong kosong.
3) Penilaian Hiramasa
Saat Mikuri dan Hiramasa ada di
bazar, Mikuri bercerita kalau sifat blak - blakan dan sok ngaturnya akan dibenci dimanapun ia berada. Mikuri berkata,
sebenarnya orang - orang tidak butuh akan sifat Mikuri yang satu itu. Pada
akhirnya orang disekeliling Mikuri berpikir Mikuri adalah orang yang
menyebalkan.
Hmmm, iya juga
sih. Aku sebagai penonton saja
terkadang berpikir kalau Mikuri itu punya sisi keras kepala dan terbilang sulit
diajak kompromi. Aku anggap ini nyebelin.
Tapi respon Hiramasa saat mendengar pengakuan Mikuri soal sifatnya justru
membuatku terharu. Hiramasa berkata ia tidak pernah menilai Mikuri sebagai
orang yang menyebalkan dengan sifatnya. Sontak Mikuri tersentuh lalu menatap
Hiramasa lekat. Kemudian Mikuri langsung memeluk Hiramasa. Mereka berdua
dilihat oleh orang banyak. Lalu Hiramasa berkata pada Mikuri bahwa semua orang
melihat kearah mereka. Tidak mendapat jawaban, Hiramasa membalas pelukan
Mikuri. Suatu tindakan yang membuat orang - orang disekitar sana riuh dan
bahagia. Mikuri mengucapkan terimakasih kemudian Hiramasa bertanya Mikuri
berterimakasih untuk apa. Lalu Mikuri berkata ‘daisuki’ yang berarti aku sangat
mencintaimu.
Aku mengerti kenapa Mikuri dengan
spontan memeluk. Itu adalah luapan emosinya yang sangat tersentuh mendapat
penilaian yang begitu baik dari Hiramasa.
Ya, baiklah. Mungkin hanya ini yang
ingin kubahas. Entah, menurut kalian apakah tulisan ini penting atau tidak hahaha. Aku tetap ingin menulis artikel
ini yang sebenarnya isinya adalah curhat dariku mengenai beberapa hal dalam
kehidupanku. Salah satunya apa yang kutonton dan apa yang aku pikirkan. Sampai
jumpa di tulisan berikutnya ya~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar