Setelah sempat beberapa lama vakum, akhirnya aku bisa
kembali dengan tulisan baru (Kalimat yang kugunakan seperti seorang publik
figur yang menyapa fans haha XD). Ide tulisanku kali ini muncul setelah
perenungan yang mendalam terhadap kutipan - kutipan yang disampaikan Ali bin Abi
Thalib. Beberapa bulan lalu aku kerap membaca atau mendengar kutipan yang
beliau sampaikan. Kutipan yang kubaca atau kudengar itu diantaranya :
(1) "Jangan mengawasi orang lain, jangan mengintai
geraknya, jangan membuka aibnya, jangan menyelidikinya. Sibuklah dengan diri
kalian, perbaiki aibmu karena kamu akan ditanya Allah tentang dirimu bukan
tentang orang lain."
(2) "Jika ingin mengetahui berapa banyak sahabatku, hitunglah
ketika aku sedang berduka (tertimpa musibah)."
Dikutipan yang pertama kita bisa tahu bahwa kutipan itu
merupakan kesimpulan dari ayat Al-Qur'an dan Hadits. Kesimpulan dari larangan
berprasangka buruk, bergunjing dan perintah untuk menyibukkan diri dalam kebaikkan
atau meninggalkan sesuatu yang tidak perlu. Kemudian kutipan yang kedua
merupakan cara kita untuk mengetahui tulus atau tidaknya seseorang dan dalam
hal ini seseorang itu adalah teman atau sahabat. Ya memang begitulah
kenyataannya. Seperti dalam pepatah Arab yang berbunyi, "Kecintaan seorang
teman itu akan terlihat pada saat kesulitan."
Dengan alasan kutipan - kutipan itulah aku jadi terinspirasi
dan berniat untuk membeli dan membaca buku tentang Sayyidina Ali. Ketika aku
telah membaca bukunya, aku menemukan kutipan yang tidak kalah bermakna dari dua
kutipan kutipan diatas. Kutipannya adalah :
"Nafas seseorang adalah langkah menuju ajalnya."
Dibuku yang kubaca itu disebutkan alasan mengapa Sayyidina
Ali mampu membuat kalimat super seperti itu. Alasannya adalah karena ia selalu
merenungkan dan berusaha untuk memahami ayat Al - Qur'an dan Hadits. Beliau
juga senantiasa mengikat ilmu dengan menuliskannya. Itulah alasan mengapa kita
masih bisa membaca tulisannya bahkan hingga saat ini. Selain itu, Sayyidina Ali
juga menyarankan kita untuk melihat dengan siapa kita bergaul. Kita harus
bergaul dengan orang - orang yang baik. Ia sampaikan hal itu dengan perumpamaan
dalam kalimat, "Yang paling dikhawatirkan terbakar nyala api adalah yang
paling dekat dengan api."
Kemudian, hal lain yang ingin kuulas adalah sebuah pesan
yang Sayyidina Ali sampaikan yaitu, "Bila kau memberi, berilah dengan
penuh kerelaan ! Bila kau menolak, tolaklah dengan halus sambil mengajukan
alasan penolakkanmu !". Inti dari kalimat itu yang mampu kutangkap adalah
sikap ikhlas yang harus kita miliki saat berbagi dengan orang lain dan menolak
sesuatu dengan cara yang halus agar tidak terjadi perpecahan pasca penolakkan
itu.
Lalu aku akan melampirkan kutipan - kutipan lain dalam bentuk photo dan akan sedikit kubahas :
Kita tidak perlu memberikan banyak alasan agar kita bisa bersama dan dicintai seseorang karena, tanpa memberikan alasan - alasan itupun kita akan diterima apa adanya. Begitupun sebaliknya, orang yang membenci kita tidak akan pernah melihat kebaikkan - kebaikkan kita karena pada dasarnya dia memang membenci. |
Berharap pada manusia sangat pahit memang. Berharap pada manusia hanya akan menimbulkan kekecewaan. Ikhlaskan niat dan hanya kepada Allah lah kita bergantung :) |
Sebenarnya masih banyak kutipan - kutipan dari Sayyidina Ali. Tapi aku hanya akan membahas beberapa saja dan kutipan - kutipan diataslah yang kubahas kali ini.
sebaiknya tidak disertakan wajah Baliau
BalasHapusOh iya maaf. Sudah saya hapus. Terima kasih atas kritiknya.
BalasHapus