Baru
- baru ini aku menonton sebuah adaptasi dorama
dari otobiografi karya Nunoe Mura. Dorama ini diangkat dari kisah nyata sang
penulis sendiri. Awalnya aku tak tertarik menonton dorama ini karena saat membaca sinopsisnya, tokoh utama prianya
merupakan seseorang yang kehilangan lengan kirinya akibat cedera pada saat
Perang Dunia II. Bukan tanpa alasan, saat itu aku berpikir dorama ini akan menceritakan kisah mengharu biru mengenai beliau
dan kehidupannya. Tapi ternyata dugaanku salah besar. Dorama ini menceritakan tentang bagaimana orang hebat menjalani
kehidupannya.
Sebenarnya
alasan mengapa aku mengubah pikiran dari yang tadinya tidak berniat menonton
menjadi begitu tertarik untuk menonton adalah karena aku membaca suatu postingan yang menyebutkan bahwa dorama ini dibumbui oleh sifat istri
sang tokoh utama yang mengalami krisis percaya diri, suatu situasi yang juga
aku alami. Untuk beberapa alasan ada sisi kehidupan dia yang mirip dengan
kehidupanku. Tapi aku tidak menyebutkan aku sehebat dia ya hehe. Tapi aku harap aku bisa mengaplikasikan beberapa sisi luar
biasa yang dia miliki dalam kehidupan yang kujalani.
Mengambil
latar waktu pada era sebelum dan pasca Perang Dunia ke II, asadora 156 ini
sukses menginspirasi dan menghibur para penonton setianya. Selain diadaptasi
menjadi dorama, otobiografi tersebut
juga telah diadaptasi dalam bentuk film.
SINOPSIS
Iida
Fumie (Matsushita Nao) adalah anak ke-4 dari 6 bersaudara. Fumie mempunyai 2
kakak perempuan, 1 kakak laki - laki, 1 adik laki - laki dan 1 adik perempuan.
Tinggi tubuh Fumie diatas rata - rata dan karenanya ia mengalami kesulitan
dalam mendapatkan jodoh. Bahkan ketika Fumie masih kecil ayahnya sempat
mengatakan ia khawatir di masa depan tidak akan ada yang memilih Fumie sebagai
istri.
Pada
saat Fumie berusia 21 tahun, ia mendapat omiai
pertamanya. Omiai adalah pengajuan
lamaran pernikahan. Pada era itu, omiai
merupakan hal yang lumrah dilakukan bagi para pemuda - pemudi yang sudah
memasuki usia matang untuk menikah.
Iida Fumie. |
Fumie
sangat senang mengetahui ia akan dipersunting seseorang. Ia dan sahabatnya
bahkan mengintip calonnya ditempat ia bekerja. Pasangan omiai Fumie adalah putra dari keluarga yang menjual makanan manis. Tapi
kekecewaan menghampiri Fumie saat itu. Omiai
dibatalkan karena mereka menilai Fumie terlalu tinggi.
Setelah
itu ia menunggu 7 tahun lamanya hingga pada usia ke-28, ia mendapat kesempatan omiai kedua dengan seorang mangaka yang
10 tahun lebih tua darinya. Mangaka adalah sebutan untuk para pembuat komik di
Jepang. Jika dalam Bahasa Indonesia, komikus. Pasangan omiai-nya kali ini memiliki keterbatasan fisik. Ia seperti yang
kusebutkan sebelumnya, berlengan satu karena kehilangan tangan kirinya saat
Perang Dunia II. Fumie menerima Murai Shigeru (Mukai Osamu) sekalipun beberapa
orang menyangsikan kecerahan masa depan mereka. Fumie meninggalkan kampung
halamannya dan pindah ke Tokyo setelah menikah dengan suaminya.
Shigeru beserta kedua orang tuanya saat omiai. |
Fumie dan Shigeru setelah menikah. |
Berbeda dengan kedua kakak perempuannya yang menikah dengan pria yang terbilang mapan. Akiko nee-chan, kakak pertama yang menikah dan menetap di Tokyo mengikuti suaminya dan Yukie nee-chan yang menikah dengan putra pemilik perkebunan dan peternakan, Fumie menikah dengan seorang mangaka yang tidak terkenal. Suaminya tinggal di pinggiran kota Tokyo yang jauh dari gemerlap ibu kota. Rumahnya dekat dengan ladang, kuil dan bahkan ada pemakaman di dekat rumahnya.
Sebelumnya
aku membahas tentang Fumie. Sekarang aku akan membahas Murai Shigeru, suami
Fumie. Ia adalah seorang mangaka yang menggunakan nama Mizuki Shigeru sebagai
nama penanya. Ia adalah putra kedua dari 3 bersaudara. Orang tua Shigeru hanya
memiliki anak laki - laki, maka dari itu ada kalanya subtitle dorama ini
menyebut mereka sebagai “Murai brothers”.
Keluarga Shigeru sangat unik. “Murai
brothers” bahkan memberikan nama kecil pada orang tua mereka sendiri yang
didasari oleh sifat dasar orang tuanya.
Orang
tua Shigeru, terutama ibunya mendesak Shigeru agar segera menikah. Ibunya
Shigeru, yang disebut ikaru oleh “Murai
brothers” karena seringnya ia marah berkata Shigeru hampir 40 tahun dan
tidak memiliki istri, masa depannya akan suram. Sebenarnya Shigeru ingin
menikah bila ia telah sedikit sukses, tapi ibunya mengancam akan tinggal di
rumahnya di Tokyo selama 1 atau 2 minggu dan akan terus mendesaknya agar segera
menikah. Sehingga Shigeru menuruti ibunya karena ia berpikir menikah adalah
satu-satunya cara untuk menghentikan serangan ibunya wkwk. Shigeru ini orangnya cuek tapi pekerja keras. Dia punya
banyak sisi unik yang menyebabkan banyak kekonyolan di dorama ini.
Masa
- masa awal pernikahan mereka begitu dingin. Mereka berdua adalah orang asing
yang terpaksa disatukan. Selama di Tokyo, Shigeru hanya sibuk bekerja karena ia
dikejar deadline pekerjaan yang
memang mengharuskan ia menyelesaikan manga-nya.
Hingga disuatu hari Shigeru mengajak Fumie bersepeda saat kencan pertama mereka
dan salah satu destinasi yang mereka kunjungi adalah tempat terbaik shigeru.
Fumie sangat antusias saat tahu akan dibawa kesana dan tidak disangka, tempat
terbaik menurut shigeru ternyata pemakaman wkwk.
Aku suka perkembangan hubungan mereka. Waktulah yang membuat mereka mengenal
satu sama lain.
Shigeru
adalah tipe orang yang sangat bersungguh - sungguh dalam mengerjakan apa yang
ia kerjakan. Dia ceria dan bertanggung jawab. Tapi dia memiliki sisi jelek
seperti kurang komunikasi dan beberapa hobi aneh. Ia berkata pada Fumie, “Penghasilanku tidaklah besar tapi jangan
khawatir, kita akan mendapatkan uang selama aku menggambar.”
Fumie saat membantu Shigeru membuat manganya. |
Dunia per-manga-an ternyata suatu bisnis yang sulit. Itu adalah bisnis dimana seseorang belum tentu mendapatkan uang sekalipun telah bekerja keras. Dan ini terjadi pada keluarga kecil mereka. Pengalaman pahit seperti manga yang tidak laku dijual, ditipu pihak penerbit, pihak penerbit yang baik mengalami keterpurukan dan semacamnya hadir menyapa kehidupan pernikahan mereka. Bahkan Shigeru pernah membungkuk dan memohon secara mendalam pada suatu penerbit agar bersedia menerbitkan karyanya. Pihak penerbit yang ini sangatlah pelit dan memperlakukan Shigeru dengan tidak sopan. Shigeru jatuh sakit saat akan memberikan skrip manganya ke penerbit itu, Fumie berkata ialah yang akan memberikan skrip manganya. Disana Fumie dibayar setengah dari uang bayaran yang seharusnya ia terima. Fumie sangat kaget dan sedih saat melihat manga yang dibuat Shigeru, disana tergambar kisah shoujo manga dan tertulis nama Mizuki Youko sebagai nama pena-nya. shoujo manga adalah istilah untuk manga yang mengarah para perempuan sebagai target pembacanya. Ini bertolak belakang dengan karya Shigeru yang didominasi oleh manga horror atau manga tentang perang.
Tidak
hanya sampai disitu, keluarga mereka diuji dengan hal lainnya. Mereka tidak
punya uang untuk biaya persalinan Fumie sehingga Fumie meminta Shigeru untuk
menggadaikan kimono miliknya. Shigeru menolak ide ini tapi Fumie membujuknya.
Fumie meyakinkan Shigeru mereka pasti bisa menebus barang itu lagi. Mereka juga
pernah kehilangan listrik karena tidak mampu membayarnya dan bahkan mereka
tidak punya uang untuk membeli tisu saat Fumie sakit flu.
Kombinasi
pasangan ini benar - benar pas. Sekalipun dililit masalah ekonomi yang
sedemikian peliknya, Fumie tidak banyak menuntut suaminya. Dia tidak mengeluh
dan tidak marah akan situasi yang ada. Dia adalah sosok istri yang pandai
bersyukur dan senantiasa mendukung suaminya. Shigeru juga tahu posisinya
sebagai suami yang wajib menafkahi. Sifat - sifat inilah yang membuat mereka
jarang cekcok dan sekalipun cekcok, itupun tidak bertahan lama.
Diantara
semua tokoh yang ada, ada satu tokoh yang sangat jujur. Dia mengatakan sesuatu
yang tidak seharusnya ia katakan. Ia yang Shigeru kenal sejak kecil menganggap
dirinya sebagai seseorang yang tidak bisa dipisahkan dari Shigeru. Dia kerap
membuat masalah dan biasa memanggil Shigeru dengan sebutan Gege karena saat
kecil Shigeru tidak bisa menyebut dirinya sebagai Shigeru. Shigeru salah
melafalkan namanya menjadi Gegeru. Dia bernama Uraki Katsuo (Sugiura Taiyo).
Uraki pernah meminta Fumie dan Shigeru berphoto bersama dengan bayi pertama
mereka. Maklum, saat itu era 1960-an dan saat itu kamera adalah hal yang asing.
Uraki berkata ia ingin mengabadikan momen keluarga miskin tapi bahagia hahaha, aku kaget baca translate-nya. Kok bisa ya kalimat ini muncul di stasiun TV nasional Jepang XD.
Selain itu Uraki juga selalu meragukan keberhasilan Shigeru. Ia sering
menakut-nakuti Shigeru dan berkata tidak ada ceritanya mangaka sukses di usia
40-an. Dia adalah tokoh yang menganggap Shigeru tidak akan meraih kesuksesan
sepanjang hidupnya.
Kehidupan
keluarga Shigeru mulai membaik sejak Shigeru mendapatkan tawaran pekerjaan dari
salah satu dari dua penerbit terbesar di Jepang. Kali ini karya Shigeru
dipublikasikan sebanyak 400.000 salinan. Berbeda dengan sebelumnya yang hanya
dicetak sebanyak 2.000 salinan saja. Seiring dengan meroketnya popularitas
manga Shigeru, kini ia mendapat banyak pekerjaan. Bahkan Shigeru memerlukan dan
merekrut beberapa orang untuk menjadi asistennya. Manga Shigeru juga tayang
dalam bentuk anime di TV nasional Jepang.
Fumie
dan Shigeru dikaruniai dua anak perempuan. Anak pertama bernama Aiko dan
karakternya mirip dengan Fumie. Dia anak yang pemalu dan sering menyembunyikan
masalahnya. Sedangkan anak kedua bernama Yoshiko. Dia unik seperti ayahnya.
Yoshiko kecil mirip Shigeru ketika kecil. Ia mengutamakan hal yang membuatnya
tertarik dan kerap melakukan hal tak berguna. Yoshiko dan Shigeru melakukan hal
yang tidak dilakukan kebanyakan orang.
Contohnya
terlihat saat Fumie kerap ditelepon oleh TK karena putri bungsunya itu sangat
aktif di sekolah. Ia memiliki imajinasi tinggi dan bertindak sesuai dengan apa
yang ia senangi. Shigeru bertanya kenapa Fumie ditelepon lalu Fumie menjawab
kalau Yoshiko kabur saat mata pelajaran berlangsung. Ia tidak ada dikelas dan
ketika gurunya mencari, ternyata Yoshiko sedang bermain ayunan sendirian. Fumie
menasehati Yoshiko. Ia berkata, Yoshiko bisa bermain ayunan saat istirahat.
Namun Yoshiko mengelak, ia berkata anak - anak lain akan bermain ayunan juga.
Jadi dia tidak bisa bermain ayunan saat istirahat. Mendengar itu, Shigeru
berkata, “Oh jadi ketika yang lain ada
dikelas, kau bisa memainkan ayunan sesukamu ya. Ide bagus!” ucapnya seraya
mengelus kepala Yoshiko hahaha. Fumie
meminta Shigeru jangan memujinya. Lalu Shigeru bertanya apa yang salah dari
ayunan. Fumie meluruskan, bukan itu maksudnya. Masalahnya adalah Yoshiko sering
kabur dari kelas. Shigeru menenangkan, ia berkata Yoshiko akan memperbaiki
sifatnya seiring dengan berjalannya waktu.
Waktu
berlalu begitu cepat. Kini Aiko telah lulus kuliah dan bekerja menjadi guru
disuatu sekolah dan Yoshiko sudah lulus SMA. Cerita dorama ini berakhir dengan percakapan Fumie dan Shigeru. Shigeru
berkata ia bersyukur mempunyai istri seperti Fumie. Perjalanan mereka masih
panjang kemudian Fumie mengangguk dan mereka pun melanjutkan langkahnya.
KOMENTAR
PENULIS
Alur
kehidupan yang luar biasa! Itu yang ingin kukatakan dari jalan cerita kehidupan
Fumie. Aku mengerti kenapa Fumie tidak menikah dengan putra pemilik toko
makanan manis itu. Alasannya karena Fumie terlalu luar biasa untuk laki - laki
biasa. Seperti pepatah klasik yang sering kita dengar, laki - laki hebat dan
wanita hebat itu ditakdirkan untuk bersama. Shigeru, walaupun dengan
keterbatasan fisiknya, dia adalah orang yang mandiri dan ceria. Ia bahkan
merasa beruntung bisa pulang dengan selamat ke negara asalnya mengingat banyak
rekan Shigeru yang lain gugur di medan perang. Dia menjalani hidup dengan
prasangka baik. Ia berkata, “Kita tidak
bisa bertahan hidup bila terus merasa tertekan. Tidak ada gunanya merisaukan
sesuatu yang tidak kita miliki.”
Selain
pembelajaran diatas, ada beberapa pembelajaran lain yang kudapat dari dorama ini. Misalnya Ayah Fumie yang
berternak lebah disaat keterbatasan gula dan berganti - ganti bisnis agar
sesuai dengan zaman. Disini aku belajar bahwa apapun yang terjadi dalam
kehidupan, kita harus menghadapinya dengan bijak dan cerdas. Tugas kita adalah survive dalam keadaan apapun. Sisi lain
yang Ayah Fumie ajarkan adalah sisi tegasnya yang ternyata menyayangi anak -
anaknya. Contohnya saat dia memaksa Yukie nee-chan untuk menikahi keluarga
petani. Ia berkata, “Kita tidak akan tahu
apa yang akan terjadi setelah perang. Menikahkanmu dengan petani artinya kau
tidak akan kesulitan dalam hal makanan ” Seketika aku langsung mengerti kenapa
banyak orang tua yang memilih dan memilah calon menantunya. Alasannya demi
kebaikkan anaknya sendiri. Walaupun jangan terlalu berlebihan juga sih, mengingat menikah itu sendiri
merupakan ibadah kan.
Untuk
kalian yang tertarik menonton dorama
ini, jangan khawatir. Sekalipun episodenya ada banyak (156 episode) tapi
durasinya hanya 15 menit per-episode kok.
Walaupun tetep aja sih, download-nya
cape hahaha. Mungkin ini saja yang
ingin kutulis. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa~