Sebenarnya aku sudah sangat sering
mendengar nama hafidz cilik yang mulai dikenal sejak mengikuti program Hafidz
Indonesia di salah satu TV nasional ini. Di acara tersebut, Musa menduduki
juara pertama. Aku tidak pernah menonton acara tersebut secara mendalam sih, hanya saja aku mulai penasaran akan
sosok Musa sejak Ustadz Fatih Karim sering mengulas anak yang lahir pada tahun
2008 itu. Di beberapa kajiannya Ustadz Fatih Karim bercerita tentang Raja Arab
Saudi yang meminta Musa tetap tinggal di Arab Saudi dan ia diberikan status
sebagai warga negara Arab Saudi.
Kemudian rasa penasaranku dijawab
dengan cara menonton video tentang Musa di YouTube
dan luar biasa, aku belajar banyak dari video itu. Aku belajar bahwa, sangat
penting bagi seluruh lapisan masyarakat yang beragama Islam untuk mencetak
generasi cinta Al - Qur’an sejak dini. Musa sudah hafal 30 Juz Al - Qur’an
dengan sempurna diusia dini yakni diumur 6 tahun. Musa juga telah mengharumkan
nama Indonesia di kancah Internasional dengan menjadi juara ketiga pada lomba
Hafidz Anak Tingkat Dunia yang diselenggarakan di Mesir. Musa juga pernah mengikuti
perlombaan hafalan Al - Qur’an tingkat internasional di Jeddah, Arab Saudi dan
Musa merupakan peserta termuda diajang itu.
Baik, setelah membahas prestasi Musa
sekarang aku akan mengulas orang - orang dibalik layar. Musa tumbuh menjadi
anak yang begitu mencintai Al - Qur’an tidak lain karena didikan orangtuanya
sendiri.
Ayah Musa ingin masuk pesantren sejak
kecil. Namun beliau harus mengubur mimpinya karena ia mengiap penyakit kuning.
Oleh karena itu ia memiliki latar pendidikan sekolah umum dari jenjang SD
hingga SMA. Cerita berlanjut, beliau ingin belajar agama sehingga ia masuk
jurusan Bahasa Arab di Perguruan Tinggi. Ternyata jurusan tersebut tidak sesuai
dengan bayangannya. Jurusan Bahasa Arab membahas tentang sosial budaya dan
seterusnya. Kemudian beliau meminta izin kepada orangtuanya untuk keluar dari
jurusan itu dan masuk pesantren di Jawa Timur dengan biaya sendiri karena
orangtuanya tidak memiliki biaya lagi. Ayah Musa menjalani kehidupan di
pesantren selama ±
4 tahun.
Pendidikan Musa murni dilaksanakan
dirumah dan diajarkan langsung oleh kedua orangtuanya. Ayah Musa bekerja
dikebun karet milik orang lain dan memiliki toko kecil - kecilan yang sepi
pengunjung. Ia berprasangka baik akan hal ini. Dengan sepinya toko tersebut, ia
bisa lebih fokus mengajari anak - anaknya. orang tua Musa berusaha menjadikan
keluarga mereka akrab dengan ilmu sehingga anak - anak mereka terbiasa dalam
suasana ilmu. Tidak hanya tentang agama, Musa dan adik - adiknya juga belajar
mata pelajaran lain melalui buku. Orang tua Musa tidak punya latar belakang
didunia pendidikan, mereka hanya bermodalkan semangat, tawakkal dan berprasangka baik yang kuat pada Allah SWT. Dengan itu
semua, bukan hal yang tidak mungkin bagi mereka untuk memiliki anak - anak yang
cerdas dan sholeh/sholehah.
Menarik sekali, selain belajar
tentang pentingnya mencetak generasi cinta Al - Qur’an sejak dini, aku juga
belajar tentang bagaimana orang hebat mendidik anak - anaknya. Pola pikir ayah
Musa begitu luar biasa, mengingat beberapa orang tua justru tidak percaya diri
dalam hal mendidik anak. Padahal, sudah semestinya bagi suatu keluarga untuk
menumbuhkan kecintaan anak akan ilmu sejak dini. Seperti apa yang dikatakan
ayah Musa, “Saya berprasangka baik, Allah
pasti akan memberikan ilmu dan kemudahan.” Niat yang baik saja sudah cukup
kuat bagi seseorang untuk terus berjuang dalam hal kebaikan. Keterbatasan
bukanlah alasan untuk berhenti berjuang.
Ayah Musa memancing kecintaan Musa
akan agama dengan hal yang sederhana tapi akurat. Lucu sih triknya hehe. Ayah
Musa berkata dengan intonasi yang berapi - api, ia mengatakan, “Nah itu bang orang yang hebat, orang sholeh
bang. Mereka pintar mengaji dan akhlak mereka baik.” Hal sederhana ini
memberikan efek yang kuat ternyata. Seperti apa yang disampaikan oleh pakar
metode pendidikan, fungsi otak anak mirip dengan spons (busa). Ia akan menyerap
segala informasi yang mereka lihat dan dengar dengan cepat. Maka dari itu
memberikan masukan dan contoh yang baik pada mereka merupakan suatu keharusan.
Mungkin
hanya ini yang bisa kusampaikan diartikel ini. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa.