Rabu, 04 April 2018

Teori tentang takwa


Hasil gambar untuk taqwa


Sebenarnya aku sudah mempelajari mengenai ciri - ciri takwa ini sejak beberapa bulan kebelakang. Hanya saja, saat itu aku sama sekali tidak terpikir untuk menulis tentangnya disini. Barulah akhir - akhir ini aku merasa terpanggil untuk menulis mengenai itu disini. Aku sangat terkesima membaca ciri - ciri takwa yang ada di catatanku itu. Tentang bagaimana begitu indahnya seorang muslim/muslimah jika mereka mampu meng-aplikasikan takwa dalam diri mereka.

Aku mendapat teori ini dari kajian Ustadz Fatih Karim yang kutonton di YouTube. Untuk video yang mana tepatnya, aku sudah lupa. Karena video itu sudah kutonton berbulan - bulan yang lalu. Aku akan menulis poin - poin intinya saja. Kemudian aku akan melengkapinya dengan penuturan dari apa - apa yang aku pahami dari teori itu. Baik, langsung saja. Ini adalah beberapa ciri dari takwa :

1) Takut kepada Allah.

Rasa takut yang mengekang jiwa setiap umat Islam jika berbuat dosa. Rasa takut mengecewakan Allah dan takut akan siksa yang akan Allah kehendaki jika kita berbuat dosa. Rasa takut apabila kita ada dalam kubangan maksiat dan wafat sebelum sempat bertaubat. Rasa takut karena menyadari bahwa Allah mengetahui apapun yang kita lakukan.

2) Ridha pada yang sedikit dan Ridha terhadap keputusan Allah.

Aku mendefinisikan situasi ini dengan kata ikhlas. Menerima apapun yang telah Allah takdirkan. Ridha pada sesuatu yang sedikit adalah suatu prestasi. Mengingat manusia sendiri merupakan makhluk yang senantiasa ingin lebih dan sulit untuk puas.

3) Mengamalkan apa yang Allah turunkan.

Ya. Mengerjakan apa yang Allah perintahkan dan meninggalkan apa yang Allah larang.

4) Mempersiapkan kematian.

Dengan senantiasa mengingat kematian, seseorang akan lebih menghargai waktu dan akan memanfaatkan setiap detik yang ia jalani. Ia akan mengisi hari - harinya dengan penuh kebaikan.

Ya mungkin hanya itu yang ingin kuulas. Maaf bila pemikiranku itu masih jauh dari kata benar. Jujur saja, ini adalah salah satu tulisan yang masuk dalam jajaran tulisan dengan tema terberat yang pernah kutulis. Karena aku akui, mempertahankan diri dalam koridor ketakwaan adalah suatu jalan yang tidak bisa kita anggap mudah. Ini adalah nasihat besar. Dan sebenarnya disini aku pun menasehati diriku sendiri. Memperbaiki ilmu agar lebih tahu, langkah mana yang harus aku ambil. Aku harap sedikit tulisan ini bisa memberikan manfaat bagi para pembacanya. Baiklah, sekian dan sampai jumpa~

2 komentar:

  1. Tulisannya dapat menjadi tambahan untuk materi khutbah tentang takwa. Semoga tulisannya menjadi amal sholeh buat penulis dan semua yang membantu menyebarkan.

    BalasHapus