Pada hari Minggu, 22 November 2015 lalu aku mengikuti sebuah Seminar
Nasional yang diadakan di Pendopo Agung Politeknik Negeri Bandung (Polban).
Seminar Nasional ini bertema "Muslim Unity For Madani Society".
Alasanku mengikuti seminar ini adalah untuk membuatku sibuk akan sesuatu yang
bermanfaat. Pemikiran untuk disibukkan dalam kebaikkan itu muncul sejak aku
membaca kalimat yang menginspirasi, yakni “Barangsiapa
yang tidak menyibukkan diri dalam kebaikan niscaya ia akan disibukkan dalam
keburukan”. Sejak aku membaca kalimat itu aku mulai berpikir bahwa aku
harus disibukkan dalam hal yang bermanfaat. Aku lebih memikirkan tentang manfaat
apa yang bisa ku dapat jika aku melakukan sesuatu.
Baiklah, kembali ke seminar ini. Banyak sekali hal positif
yang ku dapat dari acara ini. Khususnya dalam hal ilmu dan pengalaman. Ilmu
yang ku dapat dari seminar ini diantaranya adalah tentang peran generasi muda
untuk membangun negara ini seperti apa. Kita mulai dengan pengertian
nasionalisme. Nasionalisme adalah gerakan cinta agama, bangsa dan negara. Kita
harus menanamkan sifat ini agar negara ini bisa lebih baik. Tidak ada kata
terlalu muda untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Seperti Muhammad Al-Fatih
yang berhasil menaklukan kota Konstantinopel diusia yang masih sangat muda
yaitu diusia 23 tahun. Kemudian usia yang tepat untuk pembangunan karakter
adalah dalam rentang 0 sampai 25 tahun.
Selanjutnya ada sedikit cerita motivasi dari kesuksesan
negeri ginseng. Korea Selatan merdeka pada 15 Agustus 1945. Tepat 2 hari sebelum
Indonesia merdeka. Namun Korea Selatan kini telah menjelma menjadi negara maju
dan merupakan salah satu macan Asia. Padahal ditahun - tahun awal
kemerdekaannya Korea Selatan memiliki sungai - sungai kotor dan kurang terurus.
Namun kini hal itu tidak terlihat lagi. Kesuksesan Korea Selatan itu tidak
lepas dari semangat Korea Selatan untuk menyaingi negara tetangganya (Jepang).
Misalnya dalam hal bangun tidur. Korea Selatan berprinsip "Bila Jepang
bangun jam 5 pagi maka Korea Selatan bangun jam 4 pagi". Lalu ada kalimat
yang berkesan untukku dan disampaikan oleh salah satu pemateri dalam seminar
ini. Beliau mengatakan "Sampai kapan Indonesia menjadi negara konsumtif
?". Kalimat yang begitu membuka mata dan pikiranku. Benar juga. Selama ini
Indonesia adalah negara konsumtif. Sepertinya indonesia harus lebih semangat lagi
agar tidak selamanya menjadi negara konsumtif.
Kemudian ada penjelasan mengenai salah satu sebab terjadinya
perpecahan. Perpecahan itu terjadi karena kurangnya persatuan. Persatuan
merupakan kunci kemenangan dan kejayaan. Hal ini terdapat dalam QS. Al - Anfal
: 45 dan 46, yang berbunyi :
"Hai orang - orang yang beriman. Apabila kamu memerangi
pasukan (musuh) maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak -
banyaknya agar kamu beruntung " ~ QS. Al - Anfal : 45
"Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah
kamu berbantah - bantahan,yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang
kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang - orang yang
sabar." ~ QS. Al - Anfal : 46
Persatuan itu dapat dicapai dengan cara saling mengenal, saling
menghargai, saling memahami, tidak saling menyalah - nyalahkan, mencegah orang
lain berprasangka buruk dan saling menanggung nasib saudaranya.
Ya itulah ilmu yang ku dapat dari Seminar Nasional ini.
Selain ilmu - ilmu tadi aku juga mendapat pengalaman dari acara ini. Aku bertemu
dan bahkan mendapat ilmu secara langsung dari salah satu novelis idolaku yaitu
pak Habiburrahman El - Shirazy atau yang akrab disapa kang Abik. Kang Abik berada
beberapa meter didepanku dan aku melihatnya secara langsung. Aku benar - benar
berterimakasih kepada penyelenggara acara ini yang bisa terbuka untuk anak
sekolah. Selain itu panitia - panitia yang ramah dan sabar. Aku begitu banyak
bertanya tentang rute menuju polban, waktu pelaksanaan dan keberadaan stand
tiket. Mereka dengan sabar menjawab berbagai pertanyaanku.
Aku datang ke acara ini bersama salah satu temanku. Ada
sedikit hal lucu yang dia alami. Saat kami sedang membeli makanan, ada seorang
laki - laki yang melihat kearahnya. Padahal laki - laki itu sedang diajak
bicara oleh temannya. Tapi dia malah melihat temanku seolah - olah dia tidak
mendengarkan omongan temannya yang mengajak berbicara itu. Melihat hal
itu, temanku langsung tersenyum kearahnya dan dia pun balik memberikan senyum
pada temanku hahaha. Temanku itu memang tipe orang yang seperti itu. Jika ada
yang melihatnya maka dia akan tersenyum. Siapapun itu, baik kenal maupun tidak.
Kemudian aku mau bahas tentang letak seminar ini yang diselenggarakan di Kab.
Bandung Barat. Aku yang tinggal di Bandung Timur merasa telah menempuh
perjalanan yang sangat jauh. Letaknya itu dua kali lipat dari jarak rumahku ke
tempat PKL. Jadi kira - kira letaknya itu seperti aku pergi ke tempat PKL dua
kali. Maklum lah,letak tempat PKL-ku itu ada di Bandung Utara.
Ya paling segitu aja yang mau aku bahas sekarang. Mohon maaf
apabila ada banyak kesalahan dalam tulisanku diatas. Terima kasih atas
perhatiannya dan sampai jumpa pada postingan berikutnya.