Minggu, 08 November 2015

Sedikit Tuangan Pikiran




   Kali ini aku mau menuangkan pikiranku dalam tulisan ini. Tulisan yang ngalor ngidul sih memang hahaha. Saat aku mendengar ustadzah Oki mengatakan islam adalah agama yang benar, agama yang hak, agama yang penuh keadilan, agama yang tidak ada kedzaliman didalamnya dan agama yang penuh dengan kasih sayang, aku merasa pikiran yang memenuhi pikiranku akhir - akhir ini terjawab. Pemikiran tentang fakta bahwa Allah begitu memuliakan manusia. Saat manusia itu berbuat keburukkan, Allah memerintahkan seluruh hamba-Nya untuk menutupi aib saudaranya itu. Orang yang membicarakan keburukkan orang lain itu masuk kedalam kategori akhlak madzmumah (akhlak tercela). Perbuatan itu dinamakan ghibah atau mungkin istilah kekiniannya itu bergosip.

   Aku berpikir "Allah itu sangat baik. Bahkan ketika kita salah dan hina pun, Allah tetap menutupi aib kita". Hal ini memperkuat kalimat diatas tadi, islam adalah agama yang tidak ada kedzaliman didalamnya. Bahkan saat kita disakiti oleh seseorang, Allah memerintahkan kita untuk senantiasa sabar dan ikhlas bahkan melarang kita untuk mendzalimi atau membalas kejahatan orang tersebut. Allah melarang kita dendam pada orang tersebut karena dendam itu dapat menghabiskan kebaikan sebagaimana api membakar kayu bakar. Jelas sudah, Allah begitu membuat kita untuk nyaman. Bahkan saat kita dijahati oleh orang lain, kita akan mendapat pahala dari orang tersebut. Bila pahalanya tak cukup maka dosa kita akan dipindahkan untuknya. Agama yang begitu adil dan penuh kasih sayang. Dimana dalam situasi dijahati itu kita mendapat keuntungan seperti pahala sabar dan ikhlas jika kita sabar dan ikhlas serta pahala dari orang yang menjahati kita. Larangan dendam pun itu sebenarnya merupakan sikap yang membuat kita menjadi lebih baik karena dengan tidak dendamnya kita, kita bisa menghindari stress di kepala kita yang dengan sifat stress itu dapat membuat beban untuk kita. Kita bisa berpenyakit karena dendam.

   Didalam hadits disebutkan. Hendaknya seseorang itu berkata - kata baik atau diam. Maksudnya, hendaknya seseorang itu berkata - kata baik terlebih dahulu lalu jika dia tidak bisa berkata - kata baik maka hendaklah orang itu diam. Disebutkan bahwa bila seseorang tidak disibukkan dalam kebaikkan maka orang tersebut akan disibukkan dalam keburukkan. Agar kita senantiasa berkata baik, maka kita harus disibukkan dalam kebaikkan. Contohnya dengan senantiasa berdzikir mengingat Allah. Maka kita akan terhindar dari perbuatan buruk seperti bergosip misalnya.

   Terus aku mau bahas soal perasaan yang sering terjadi pada manusia yaitu sedih. Sedih itu boleh - boleh saja asal jangan :

1. Meratap

2. Menyakiti diri

   Begitu banyak orang yang sedih berlarut - larut hingga tanpa sadar ia menyakiti dirinya sendiri. Hal ini membuatku berpikir bahwa tubuh kita ini memiliki hak untuk tidak tersakiti dengan kesedihan kita. Jangan sampai karena kesedihan kita, tubuh dan pikiran kita terganggu dan sakit karena itu.

3. Menghentikan kebaikkan

   Begitu banyak orang yang menghentikan kebaikkan setelah sakit hati oleh seseorang. Dia memusuhinya, membatasi komunikasi dan memutus silaturahmi. Seolah - olah orang yang menyakitinya itu tidak pernah berbuat baik kepadanya. Padahal seharusnya kita sportif dalam menyikapi sifat seseorang. Saat kita menerima kebaikkan seseorang maka kita juga harus menerima sifat buruknya. Intinya kita tidak boleh mau enaknya saja dalam hal ini. Jangan hanya mau menerima kebaikkan saja.

4. Bawa kesedihan itu untuk bermaksiat

   Jangan sampai karena kesedihan yang kita rasakan, kita jadi bersikeras untuk membuat orang yang menyakiti kita merasakan hal yang sama dengan apa yang kita rasakan yaitu kesedihan. Hal ini merupakan perilaku tercela karena itu merupakan dendam.

5. Berputus asa dari rahmat Allah

   Banyak orang yang berputus asa karena kesedihan. Seperti kehilangan semangat hidup karena ditinggalkan oleh seseorang atau tidak mendapatkan apa yang diharapkan olehnya. Sedih boleh - boleh saja asal jangan berputus asa dari rahmat Allah.

   Aku juga mau bahas soal kisah teladan yang membekas untukku. Diceritakan pada suatu waktu Rasulullah SAW berkata pada para sahabat hingga 3x berturut - turut dalam waktu yang berbeda menyebutkan bahwa seorang pemuda itu ahli surga. Pemuda yang berpakaian sederhana dan berpenampilan sederhana itu memiliki sifat yang luar biasa.

   Dia bukan sosok orang yang sering bertahajud dan sholat dhuha. Dia juga tidak pandai dalam bertilawah atau mengaji. Bacaan mengajinya pun masih terbata - bata. Dia pun tidak berpuasa sunnah. Namun, dia itu senantiasa tidak menyinggung orang lain. Sekecil apapun dia menghindari untuk dapat menyakiti orang lain. Ia tidak ingin orang lain tersinggung dengan apa yang ia katakan dan apa yang ia perbuat. Ia juga senantiasa menjaga hatinya senantiasa bersih. Dia tidak menyakiti diri sendiri. Dia tidak iri, tidak marah dan tidak tersinggung atau tersakiti oleh perkataan dan perlakuan orang lain. Dia berusaha untuk menjaga tali shilaturrahim. Menjalin hubungan baik dengan siapapun dan menyambungkan kembali tali shilaturrahim yang terputus. Amalan - amalan yang luar biasa. Sesuatu yang bisa dibilang sulit untuk dilakukan oleh kita. Aku pun belajar untuk dapat melakukan hal - hal yang pemuda itu lakukan yaitu menjaga hatiku sendiri maupun orang lain untuk senantiasa bersih.

   Selanjutnya aku mau bahas tentang jawaban dari pemikiranku yang lain. Beberapa bulan yang lalu aku memikirkan sesuatu yang cukup aneh. Pemikiran itu adalah "Coba kalau kita bisa tahu pahala dan dosa kita semudah cek pulsa". Tapi sekarang aku tidak berpikir seperti itu lagi karena aku tahu sisi positif jika kita tidak tahu berapa banyak pahala dan dosa kita. Bila kita tahu banyaknya pahala dan dosa kita, kita bisa tergelincir kepada kesombongan dan menyepelekan orang lain. Padahal Allah dan Al - Qur'an sudah begitu memuliakan manusia. Dengan tidak tahunya kita akan banyaknya pahala dan dosa yang kita miliki, kita bisa lebih memuliakan orang lain. Hal itu disebabkan karena  kita sendiri tidak tahu kedudukkan kita dihadapan Allah. Bisa jadi orang yang kita sepelekan itu lebih tinggi kedudukkannya dimata Allah.

   Ya setidaknya itulah hal - hal yang ingin kutuangkan. Baiklah selamat tinggal dan sampai jumpa pada postingan berikutnya~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar