Minggu, 08 November 2015

Sifat - Sifat Manusia Dalam Al - Qur'an

Hasil gambar untuk al quran


   Baru - baru ini aku menemukan bacaan yang menarik untuk dibahas. Bacaan itu tentang "Sifat - sifat manusia di dalam Al - Qur'an". Memang sih poin - poin yang dibahasnya banyak. Tapi aku mau bahas beberapa aja. Beberapa sifat yang memang mau aku bahas.

   Saat aku membaca itu aku berpikir bahwa Allah itu tahu kita banget ya (manusia). Ya iyalah kan Allah yang menciptakan kita ya pasti tahu haha. Oke langsung aja kita bahas satu - persatu :

1. Manusia itu lalai

Bermegah - megahan telah melalaikan kamu. (Q.S At - Takaatsur : 1)

   Aku kurang tahu makna lalai disini. Tapi sepemahamanku mungkin manusia itu lalai dari melaksanakan perintah Allah karena sifat manusia yang memang suka bermegah - megahan. Contohnya ada manusia yang suka makan banyak hingga kekenyangan sehingga mereka malas melaksanakan sholat. Dengan contoh itu jelas manusia itu telah lalai.

2. Manusia itu tergesa gesa

"Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa." (Q.S Al - Isra : 11)

   Nah ini sifat yang kita banget deh. Sifat mau cepat dalam sesuatu. Bahkan dalil tentang sabar itu ada banyak banget di Al - Qur'an. Itu artinya Allah sangat tahu kita ini makhluk yang sulit untuk bersabar. Sabar itu kemampuan kita untuk menahan keinginan. Contohnya kita bisa marah tapi gak marah, bisa balas kejahatan tapi gak balas kejahatan dan kita mau cepat tapi keinginan akan cepat atau tergesa - gesa itu kita tahan. Disebabkan kesulitan dalam bersabar itulah, pahala sabar itu tak berbatas. Ada ayat yang bisa memotivasi kita untuk senantiasa bersabar yaitu :

"Sesungguhnya hanya orang - orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (Q.S. Az - Zumar : 10)

3. Manusia itu pembantah yang nyata

Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. (Q.S. An - Nahl : 4)

   Pembantah yang nyata dalam ayat ini mungkin bermaksud sifat manusia yang merasa benar dan tidak suka jika disalah - salahkan. Itulah kenapa manusia itu sering beralasan jika berbuat salah dan cenderung melemparkan kesalahannya pada orang lain.

4. Manusia itu suka berlebih - lebihan

Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (Q.S Yunus : 12)

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. (Q.S Al - Alaq : 6)

   Dari Q.S Yunus : 12 itu aku menyimpulkan bahwa manusia itu makhluk yang tidak tahu diri. Cukup masuk akal dengan kalimat yang pernah ku dengar dari seseorang "Kita baik sama orang aja belum tentu dia baik lagi ke kita. Apalagi kalau kita jahat ?". Ya di ayat itu disebutkan sifat manusia pun begitu pada Allah. Datang pada saat butuhnya saja karena sedang mengalami masalah atau musibah. Kemudian pada kalimat 'memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan' itu menunjukkan bahwa manusia itu memiliki sifat dimana ia merasa benar dengan apa yang ia pikirkan dan apa yang ia lakukan.

   Mengenai sifat berlebih - lebihan, kita mungkin sering seperti ini. Terlalu membawa perasaan terhadap perkataan orang lain atau terlalu akrab dengan seseorang yang pada akhirnya orang yang akrab dengan kita itu bisa jadi musuh yang nyata bagi kita. Bisa juga orang yang menjadi musuh kita menjadi sahabat kita. Khususnya seorang perempuan yang fitrahnya memakai perasaan terhadap segala sesuatu. Itulah kenapa apabila perempuan membenci seseorang, besok - besoknya dia malah bersahabat dengan orang yang ia benci itu. Ya karena sifat perasaan yang memang begitu. Sifat perasaan itu naik turun. Sekarang kita benci tapi bisa jadi perasaan benci itu hilang menjadi perasaan nyaman. Itulah alasan kenapa kita jangan terlalu akrab dengan seseorang. Tapi nyatanya banyak manusia yang terlalu akrab dengan seseorang sehingga kejadian seperti contoh diatas itu sering terjadi. Oh iya, apabila kita terlalu akrab dengan seseorang maka akan timbul perasaan memiliki orang tersebut dan kita akan merasa tidak nyaman saat orang tersebut dekat dengan orang lain. Perasaan kecemburuan sosial itu akan mengganggu kita dan mengganggu teman akrab kita itu.

5. Manusia itu suka berkeluh - kesah

Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. (Q.S Al - Maarij : 20)

Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan. (Q.S Al-Fushshilat : 20)

Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa. (Q.S Al - Isra : 83)

   Sifat berkeluh kesah ini memang ada pada diri manusia. Contohnya aku sendiri yang sering khilaf jika ditimpa musibah. Terkadang aku beerpikir tidak jernih saat menghadapi masalah. Bahkan aku pernah merasa bosan akan hidup ini. Seperti materi yang pernah kudapat dari sebuah forum agama. Dalam hidup ini, manusia lebih sering merasa bosan karena aktifitas yang sama dilakukan secara terus menerus. Tapi karena aku menonton acara yang sangat inspiratif, pikiranku pun mulai berubah. Aku jadi lebih melihat sisi positif dari masih menjalani hidup di dunia ini. Sisi positifnya ialah : Kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk menambah pahala dan memperbaiki diri. Sejak itu aku menghindari diri dari keluh kesah karena kebosanan itu dan lebih bersemangat untuk menambah pahala.

6. Manusia itu kufur nikmat

"Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah)." (Q.S. Az-Zukhruf : 15)

"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya" (Q.S. al-Aadiyaat : 6)

   Ini sifat manusia yang ada karena standar bahagia manusia tersebut rumit. Selain itu sifat manusia itu senantiasa tidak puas dengan sesuatu. Keinginan manusia itu ada terus menerus. Mungkin hal - hal ini yang menyebabkan manusia menjadi kufur nikmat.

   Aku pernah mendengar kisah teladan tentang sosok yang luar biasa. Beliau bernama Abu Qilabah. Kisah yang luar biasa. Beliau begitu sangat bersyukur dalam kondisi kedua tangannya buntung, matanya buta dan sebatang kara tanpa sanak saudara. Mungkin sekilas kita berpikir "Apa yang bisa disyukuri dalam kondisi seperti itu ?". Namun, ketika ada yang bertanya "Demi Allah, apa kelebihan yang diberikan-Nya kepadamu, sedangkan engkau buta, faqir, buntung kedua tangannya dan sebatang kara?!?. Lalu beliau pun menjawab tentang nikmat - nikmat yang telah Allah berikan padanya dan pada kita semua yang sering kali kita lalai untuk menyadari nikmat tersebut. Beliau menjawab "Allah memberiku akal sehat, yang dengannya aku bisa memahami dan berfikir. Allah memberiku pendengaran, yang dengannya aku bisa mendengar adzan, memahami ucapan dan mengetahui apa yang terjadi disekelilingku.". Setelah mendengar kisah itu aku jadi lebih memahami fakta bahwa Allah telah memberi banyak sekali nikmat yang mungkin tidak kita sadari. Sejak itu aku belajar untuk jauh lebih bersyukur.

Klik link ini untuk membaca kisah lengkapnya Kisah Teladan Abu Qilabah.

7. Manusia itu dzalim dan bodoh

 Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh, (Q.S al-Ahzab : 72)

   Ayat ini juga menekankan tentang amanat yang telah Allah berikan pada kita. Amanat adalah menunaikan apa - apa yang dititipkan atau dipercayakan. Mengemban amanat itu hal yang sangat sulit itulah kenapa langit, bumi dan gunung - gunung enggan untuk memikul amanat tersebut. Tapi manusia mengemban amanat itu. Hal yang sangat dzalim dan bodoh karena kebanyakan manusia itu mengkhianati apa yang telah Allah amanatkan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kerusakan yang telah manusia perbuat. Namun balasan dari mengemban amanat itu sangat besar. Sesuai dengan kesulitan manusia dalam mengembannya. Balasannya itu berupa surga dan kenikmatan.

8. Manusia itu suka menuruti prasangkanya

Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Q.S Yunus : 36)

   Di ayat ini disebutkan bahwa manusia memiliki fitrah atau pembawaan untuk berprasangka. Namun Allah melarang kita untuk berprasangka buruk karena prasangka buruk itu jauh dari kebenaran. Kita harus kritis mengumpulkan bukti - bukti yang nyata terlebih dahulu agar kita terhindar dari fitnah. Seperti peribahasa klasik yang mungkin sudah bosan kita dengar "fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan". Dengan fitnah kita bisa membuat nama baik seseorang menjadi buruk. Dengan fitnah dan berprasangka buruk artinya kita telah mencemarkan nama baik dari orang tersebut. Jadi sebisa mungkin kita harus menghindari prasangka buruk itu.

   Dalam hal ini kita harus mengikuti suri tauladan kita, Rasulullah SAW. Beliau senantiasa berprasangka baik pada siapapun. Misalnya saat beliau dijahati oleh suatu kaum. Beliau bersabda "Nanti keturunan dari kaum itu akan menjadi umatku". Prasangka yang luar biasa. Aku belajar banyak dari Rasulullah SAW. Bukannya menyumpahi kaum jahat itu, beliau malah berprasangka baik dan mendo'akan kebaikan. Pada akhirnya keturunan dari kaum itu memang menjadi umat Rasulullah SAW. Dari cerita Rasulullah SAW ini kita harus belajar bahwa sebisa mungkin kita menggunakan fitrah kita sebagai makhluk yang berprasangka menjadikan fitrah itu sebagai hal positif yaitu dengan senantiasa berprasangka baik.

   Ya itu dia sifat - sifat manusia yang mau aku bahas. Tulisan ini juga aku maksudkan supaya kita lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Memahami manusia dan sesama manusia. Semoga tulisanku ini bermanfaat dan varokah untuk kita semua. Dengan mengetahui sifat - sifat ini semoga kita bisa memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik. Terima kasih dan sampai jumpa pada postingan selanjutnya.


2 komentar:

  1. MANUSIA SUKA BOSAN, TIDK ADA DALAM AYAT, BAGAIMANA DALAM HADIS ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah untuk dalil tentang kebosanan, seingat saya, saya belum pernah membaca atau belajar mengenai itu. karena itu saya belum bisa berkomentar atau memberi penjelasan. Mohon maaf dan terima kasih sudah berkunjung.

      Hapus