Minggu, 07 Mei 2017

Ulasan tokoh : Asma Nadia





Hasil gambar untuk asma nadia


Aku bingung, tulisan mengenai pemikiranku tentang seorang tokoh harus kuberi judul apa. Hingga tercetuslah judul diatas. Seperti dapat dilihat di judul, sekarang aku akan membahas tentang sosok yang menarik perhatianku baru - baru ini. Asma Nadia adalah salah satu penulis yang paling produktif di negeri kita tercinta. Karya - karyanya banyak yang best seller dan telah berulang kali dicetak ulang. Selain itu, banyak karya beliau yang diangkat ke layar lebar maupun layar kaca. Ia juga banyak mendapatkan penghargaan atas karya - karya yang telah ia torehkan. Aku mendapatkan banyak pembelajaran baru ketika mencari informasi mengenai beliau dan insyaAllah akan kubahas di artikel ini.




 Hasil gambar untuk surga yang tak dirindukan

 Hasil gambar untuk rumah tanpa jendelaHasil gambar untuk aisyah putri the series jilbab in love


Penulis yang sejak tahun 2011 menjadi kolumnis tetap rubrik Resonansi  di Republika ini hadir di setiap Sabtu melalui tulisannya disana. Beliau adalah sosok yang menginspirasi. Ia memiliki ujian yang berat ketika masih kecil. Saat itu kepalanya terbentur dan karena itu dia menderita geger otak. Geger otak itu menyebabkan penyakit lain dalam tubuhnya yaitu sakit di bagian jantung, paru - paru dan gigi yang bermasalah. Gigi lamanya tidak tanggal dan gigi barunya sudah muncul dan mengharuskan mencabut gigi - gigi yang tidak tanggal itu. Beliau juga memiliki tumor di tubuhnya.

Walaupun dengan keterbatasan yang ia miliki, ia tetap berprestasi di sekolahnya hingga akhirnya ia sempat berkuliah di IPB. Namun karena penyakit yang ia miliki, dokter menyarankan mbak Asma untuk membatasi aktivitasnya dan salah satunya adalah keluar dari bangku perkuliahan. Ketika di posisi itu dia tetap berprasangka baik pada Allah. Mungkin satu pintu telah tertutup dan tidak bisa dimasuki. Namun, bukan berarti Allah menutup semua pintu untuk menuju gerbang kesuksesan yang tentu hanya akan didapatkan bila ia tidak hanya berfokus pada satu pintu yang tertutup. Kalau bahasa kekiniannya sih move on. Sesuai dengan kalimat di buku yang ditulis suami mbak Asma, “Sebab Allah telah memberi segala untuk menjadi luar biasa.”

Penulis yang juga aktif sebagai pembicara seminar ini meniatkan menulis sebagai sarana berjuang. Tak heran, karenanya ia menjadi salah satu dari 500 muslim paling berpengaruh di dunia. Seperti yang kita ketahui, ibu dua anak ini terkenal sebagai penulis yang kerap menuliskan buku bernapaskan Islam.

Kesuksesan yang kini ia raih tidak didapatkannya dengan mudah. Penulis yang beropini tiada alasan untuk tidak menulis ini sempat berada di situasi dimana ia bukan siapa - siapa. Seperti yang ia bilang di salah satu seminarnya, kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari apa yang kita lihat saat ini. Ia sempat menghabiskan masa kecilnya dengan tinggal di pinggir rel kereta. Ia juga tahu betul rasanya tidak bisa membaca buku karena tidak sanggup membelinya. Mungkin karena pengalaman itulah ia ingin menggapai mimpi memudahkan akses buku bagi anak - anak tidak mampu dan beliau menyalurkan kepeduliannya dengan mendirikan hampir 219 taman bacaan di seluruh Indonesia. Rumah bacaan (perpustakaan) itu didirikan di daerah - daerah yang memang minim buku bacaan. MasyaAllah, selain menjadi orang yang bergelimang prestasi ia juga memberikan manfaat dalam konteks yang lebih luas.

Muslimah yang lahir di Jakarta, 26 Maret 1972 ini juga terjun ke dunia bisnis. Ia juga dikenal sebagai jilbab traveller karena kerap melakukan perjalanan ke berbagai negara di belahan dunia. Ia menjadikan mata dan kakinya sebagai wakil bagi kita semua (yang belum pernah pergi ke negara - negara itu, red) untuk menapaki jejak indahnya ciptaan Sang Pencipta.

Ada hal lucu saat aku menonton acara seminarnya di YouTube. Ia menceritakan tentang alasan mengapa ia menjadikan nama Asma sebagai tokoh utama di novel Assalamu’alaikum Beijing. Alasannya karena penggunaan nama ini berkaitan dengan jalan ceritanya dan ini adalah kali pertama baginya. Pembicaraan ini langsung mematahkan pendapatku yang berpendapat betapa narsisnya mbak Asma hehe. Sebelumnya aku berpikir dia orang yang narsis karena tidak hanya menggunakan namanya sebagai tokoh utama novel, ia juga menggunakan photo - photonya di beberapa buku yang ia tulis.

Ya mungkin ini saja yang ingin kutulis sekarang. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar