Saat membaca apa yang Hajime katakan di salah satu episode dorama Kahogo no Kahoko, aku berpikir keras.
Mencoba memahami secara mendalam maksud yang ia sampaikan. Ketika Kahoko
berpikir keluarga merupakan sesuatu yang ‘menakjubkan’, Hajime tidak
sependapat. Hajime berkata dunia tidak sebaik itu. Ada keluarga yang saling
bertengkar dan ada juga yang berakhir dengan saling membunuh. Hajime terus
menjelaskan bahwa manusia itu lemah dan semua itu hal yang mungkin saja terjadi.
Aku merasa apa yang Hajime katakan itu begitu berkesan. Realita bahwa
hidup tidak selalu indah dan tidak selalu sesuai dengan ekspektasi. Tentang
bagaimana manusia yang kadang kala (atau bahkan sering) lemah dihadapkan pada
berbagai persoalan. Kadang kala kita dihadapkan pada sesuatu yang ‘tidak ada
pilihan lain’. Aku ingat saat Kahoko terluka setelah mendengar apa yang
sepupunya katakan. Hajime berkata saat ini Kahoko terkejut dan terluka, jadi
menangislah dan lupakan semuanya. Benar juga. Kadang kita hanya bisa menjadikan
menangis dan melupakan untuk membuat semuanya menjadi lebih baik.
Untuk aku sendiri, aku selalu berusaha memenuhi ekspektasi orang lain
(selama ekspektasi itu tidak menyimpang dari norma agama dan masyarakat). Walau
aku tahu mustahil bagi kita untuk bisa memenuhi semua ekspetasi orang lain,
tapi aku selalu berakhir dengan berusaha melakukan sesuatu yang mereka mau. Ini
adalah bentuk kelemahan yang Hajime katakan. Juga ketika kita yang bisa terluka
setelah mendengar perkataan orang lain. Sebelum memahami bahwa manusia makhluk
yang lemah, aku heran kenapa aku berusaha menjauh dari orang yang sekiranya
akan mengatakan sesuatu yang menyakitkan. Ternyata ini alasannya. Aku jadi
lebih memahami dan bisa memaafkan diriku sendiri. Menjauh dari sesuatu yang toxic itu kadang kala memang penting kan
? Semacam ikhtiar untuk meninggalkan
sesuatu yang tidak perlu dan meninggalkan rasa sakit yang memungkinkan untuk
dicegah.
Begitulah. Kadang aku tenggelam dalam pemikiranku sendiri dan
menuliskannya disini dengan alasan berbagi. Aku harap apa yang aku tulis ini
bisa bermanfaat untuk pembaca.
Oh iya, aku pernah membaca artikel Takeuchi Ryoma berkata berkat
perannya sebagai Mugino Hajime kini ia dinilai sebagai orang yang pintar,
sebagaimana Hajime hehe. Hajime
memang sosok yang pintar. Asik kayanya kalau punya teman sepertinya karena ilmu
kita akan bertambah. Nasihat yang ia katakan juga tidak terkesan menggurui.
Dari cerita ini aku belajar bahwa orang yang bermulut tajam itu tidak berarti
dia bukan orang yang baik.
Cukup sekian untuk tulisan kali ini dan sampai jumpa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar