Pada
kesempatan kali ini aku akan membahas tentang selebgram muslimah asal Korea
Selatan yaitu Ayana Moon. Model dan bintang iklan dengan akun instagram @xolovelyayana ini mencuri perhatian
khalayak negara Islam dengan tampilan hijabnya. Aku pertama kali tahu sosok eonni ini dari bahasan teman - temanku.
Aku mulai kepo dan berpikir, “Iya juga
nah. Jarang aku lihat perempuan Korea Selatan berhijab.”
Mulai dari
obrolan itulah aku mulai menonton talk
show Ayana dengan beberapa stasiun TV. Beberapa diantaranya akan aku tulis
di artikel ini. Dalam tayangan itu Ayana bercerita tentang awal mula ia tahu
tentang islam. Saat masih di Korea Selatan, Ayana sudah tertarik dengan kebudayaan
Timur Tengah. Dari kebudayaan Timur Tengah itu Ayana kemudian mempelajari
Islam. Kala itu Ayana menyadari bahwa hukum, budaya maupun makanan mereka itu
berasal dari islam. Jadi Ayana memutuskan ingin belajar tentang apa itu islam.
Saat proses
belajar itu, Ayana mendapati media selalu memberitakan hal buruk tentang islam
seperti islam adalah teroris atau orang - orang islam suka memukul wanita.
Namun kenyataannya, Ayana selalu melihat kebaikan dari orang - orang muslim.
Hal ini membuatnya ingin menjadi bagian dari islam secara komunitas dan
memutuskan untuk memeluk agama Islam. Kemudian Ayana mempelajari bagaimana
sholat, membaca Al - Qur’an juga bahasa Arab.
Keputusan
Ayana menjadi muslimah pun tentu ditentang orang tuanya. Bukan tanpa alasan, beragama
Islam artinya Ayana harus merelakan apapun termasuk kehidupannya di Korea
Selatan. Baik itu pekerjaan maupun pernikahan. Setelah beragama Islam Ayana
memutuskan meninggalkan Korea Selatan agar bisa senantiasa ada dalam ketaatan.
Baik itu dalam hal makanan, menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslimah
(berhijab), mempelajari agama Islam dan juga mencari rejeki dengan cara yang
halal.
PEMBELAJARANNYA
Ada beberapa
pembelajaran yang bisa aku pahami dari kisah ini. Tentang keharusan kita
memilih apa yang sekiranya benar, semangat belajar dan bagaimana kebanyakan
orang di muka bumi ini terkena
islamfobia. Merasa anti dengan islam, senantiasa melihat islam dengan sudut
pandang yang buruk. Hal ini pun turut Ayana rasakan karena orang tua Ayana
menilai pilihan Ayana ini salah dan bahkan sekedar sholat pun Ayana dinilai
ekstrim. Saat menyimak itu aku kaget dan berkomentar, “Ya ampun, cuma sholat. Ekstrim dari mananya ?”
Tapi ya
begitulah. Orang tua Ayana menyayangi Ayana dengan cara mereka. Mereka tidak
ingin Ayana mengorbankan kehidupannya di Korea Selatan. Mereka bahkan sampai
ditahap tidak mengirimi Ayana uang agar Ayana kembali menjalani kehidupannya di
Korea Selatan seperti sedia kala.
Ayana juga
berkomentar betapa beruntungnya umat islam di negara mayoritas islam seperti
Indonesia dan Malaysia. Kita dipermudah dalam hal makanan halal disini. Bahkan fast food disini pun halal. Oh iya, satu
hal lagi mengenai Ayana. Aku melihat Ayana sangat pandai berbahasa Inggris. Ini
memberikanku motivasi untuk terus belajar lagi. Aku jadi ingin memperbaiki
kemampuan berbahasa Inggrisku. Kembali mempelajari bahasa Inggris. Tidak hanya
tata bahasa, namun juga pelafalan dan sebisa mungkin menjadi orang yang
terbiasa menggunakan bahasa Inggris. Semoga bisa ya hehe.
Baiklah.
Cukup untuk bahasan kali ini dan sampai jumpa~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar