Disini aku
akan me-review film yang rilis tahun
2017 lalu. Film ini bercerita tentang bagaimana mereka menghabiskan masa
SMA-nya melalui ekstrakurikuler dan prestasi yang terkesan mustahil untuk
mereka raih. Film ini terinspirasi dari kisah nyata dimana para siswi dari
suatu daerah di Jepang (Prefektur Fukui) berhasil memenangkan turnamen Cheer Dance yang digelar di California,
Amerika Serikat. Singkatnya mereka memenangkan kompetisi Cheer Dance tingkat dunia.
SINOPSIS
Tomonaga
Hikari (Suzu Hirose) dan kedua temannya sedang melihat - lihat dan memilih kira
- kira ekskul apa yang akan mereka ambil. Mereka kemudian memutuskan bergabung
dengan klub Cheer Dance. Hikari
bilang mungkin mereka bisa tampil di TV dengan mengikuti klub itu. Sebenarnya
ada alasan lain hehe. Hikari ikut
klub Cheer Dance karena ingin
menyemangati laki - laki yang ia sukai. Ia bernama Yamashita Kousuke (Mackenyu
Arata). Kousuke mengikuti klub sepak bola dan bermimpi bisa bertanding di
stadion nasional.
Hikari (tengah) dan kedua temannya. |
Kousuke. |
Tapi anggota
klub Cheer Dance mendapat kendala.
Klub ini dipimpin oleh guru yang memberi aturan strict seperti tidak boleh memakai kuteks, larangan untuk
berpacaran, harus mengikat rambut dan jangan berponi. Keadaan ini membuat
beberapa anggota memutuskan mengundurkan diri termasuk kedua teman Hikari.
Tidak hanya itu, kepala sekolah dan wakilnya pun menentang keberadaan klub ini.
Hanya saja guru yang melatih dan anggota klub memohon agar klub itu tetap ada
dan tidak dibubarkan.
Suatu hari Kousuke
memuji Tamaki Ayano (Ayami Nakajo), ketua di klub Cheer Dance didepan Hikari. Dia bilang Ayano pintar dan serius. Dia
juga cantik. Hikari bilang Kousuke tidak pernah memuji siapapun didepannya
sebelumnya. Kousuke tertawa dan bertanya apa mereka berpacaran. Hikari menjawab
mereka menonton film bersama sekali. Kousuke menjawab mereka hanya menonton
film sekali sambil berlalu dan tertawa.
Tamaki Ayano. |
Hikari yang
tengah galau ikut latihan. Ibu Saotome (Amami Yuki), pemimpin klub heran dengan
ekspresi Hikari. Ia bilang walaupun tubuh Hikari kaku dan tariannya aneh, tapi
senyum Hikari itu sempurna. Lucu melihat
ekspresi Hikari disini XD. Juga komentar Ibu Saotome yang memuji sekaligus
menghina itu wkwk. Hikari pun
kehilangan semangatnya untuk tetap ikut klub ini. Ia semakin kesal saat melihat
Kousuke bercengkrama dengan gadis - gadis lain. Namun teman - temannya di klub
itu meminta Hikari tetap bergabung. Mereka sangat mengapresiasi senyuman
sempurna yang Hikari miliki mengingat yang terpenting dari Cheer Dance adalah senyuman. Hikari pun mengurungkan niatnya untuk
keluar dan tetap bergabung dengan klub.
Ekspresi Hikari yang tengah galau wkwk. |
Klub Cheer Dance mereka dinamai JETS dengan
harapan sebagaimana jet, klub mereka bisa terbang dilangit dan melebarkan sayap
didunia. Meski telah mendapat banyak rintangan mereka akhirnya benar - benar
menjuarai kompetisi Cheer Dance di
Amerika.
Komentar
Penulis
Menonton
film ini membuatu merindukan masa - masa sekolah. Tentang belajar, teman
sekelas dan kegiatan ekskul. Saat aku masih sekolah dulu aku tidak begitu aktif
kegiatan ekstrakulikuler karena aku lebih fokus tentang pembelajaran di kelas.
Setelah lulus aku merasa sedikit menyesal karena tidak ambil bagian di kegiatan
klub sebagaimana Hikari dan teman - temannya. Dari film ini aku belajar bahwa
kerja sama tim dan membuat kenangan bersama itu indah. Juga jangan sia - siakan
masa muda kita dengan tidak melakukan apapun. Maksudku, menjuarai suatu
kompetisi baik nasional maupun internasional (sebagaimana yang JETS dapatkan)
merupakan suatu hal yang membanggakan dan akan menjadi kenangan tersendiri
nantinya. Jadi aku berpesan untuk jangan menyia - nyiakan masa muda :)
Kemudian aku
juga gemas melihat kisah cinta Hikari dan Kousuke. Aku suka melihat Hikari
menjadi remaja yang tidak bucin. Awalnya dia memang sedih karena secara tidak langsung Kousuke menolak,
mencampakan dan mempermalukan dia (walaupun Hikari tidak dipermalukan didepan
orang banyak sih, syukurlah hehe). Tapi Hikari tetap kembali dengan
klub Cheer Dance dan menjalani
aktivitasnya dengan serius dan sungguh - sungguh. Pada akhirnya hubungan Hikari
dan Kousuke juga berakhir happy ending
kok.
Di film ini
juga kita bisa memahami bahwa kita hanya akan mendapatkan sesuatu hanya jika
kita pantas mendapatkannya. Kita melihat bagaimana JETS berlatih. Juga
bagaimana mereka yang sempat mengalami kekalahan karena penampilan mereka
sempat kacau. Tapi mereka tidak menyerah dan memulai kembali semuanya dari nol.
Mereka sering berlatih. Oh iya, aku juga melihat semacam balkon yang luas yang
biasa mereka gunakan sebagai tempat berlatih. Disana mereka berlatih hingga
berkeringat dan kelelahan. Balkonnya sangat bagus dan nyaman ! Aku harap
sekolah di Indonesia juga punya ini untuk tempat istirahat, ekskul atau kegiatan lainnya.
Hikari dan teman - temannya saat sedang berlatih. |
Baiklah.
Mungkin hanya ini yang ingin kutulis. Terima kasih dan sampai jumpa ditulisan
berikutnya~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar